Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Kondisi Geopolitik Global Pengaruhi Minat Investor ke RI

Antara • 28 Oktober 2023 16:21
Jakarta: Kondisi geopolitik global memberi pengaruh terhadap minat investor asing untuk masuk ke Indonesia. Kondisi geopolitik yang belum reda memberikan risiko jangka pendek.
 
"Tentu geopolitik global akan memengaruhi investor asing juga yang masuk ke Indonesia. Interest rate yang naik di Amerika, Indonesia akan shifting player di equity. Entah mereka kembali karena biayanya menjadi lebih mahal atau karena interest rate ataupun fixed income menjadi lebih menarik untuk invest," ujar Chief Executive Officer PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi dalam "Go Public Talkshow", dilansir Antara, Sabtu, 23 Oktober 2023.
 
Sementara, terkait permodalan (equity), menurut Michael lebih merujuk kepada risiko investasi jangka panjang, bukan hanya satu tahun, sehingga masih jadi pertanyaan apakah 2024 menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk masuk saat pasar terkoreksi (market correction), terlebih saat ini investor fokus pada sektor dan industri tertentu.
 
Baca juga: Cara Optimalkan Investasi Hadapi Gejolak Pasar Saham

Michael juga melihat saat ini peta investasi dan fokus investor institusi terletak pada 3D, yakni dekarbonisasi, demografi, deglobalisasi, dan 'Artificial Intelligence' (AI).

"Sekarang ini kami di Schroder mengidentifikasi kita akan fokus pada 3D, itu demografi. Jadi negara yang memiliki demografi besar di sisi bawah, artinya demografi muda dengan 'saving rate' yang tinggi, itu akan menjadi menarik untuk lakukan investasi," jelas Michael.

Dekarbonisasi jadi pendorong utama

Selanjutnya, dekarbonisasi atau pergeseran menuju energi hijau dan berkelanjutan menjadi salah satu pendorong utama. Investor institusi semakin tertarik pada perusahaan yang menciptakan solusi inovatif untuk menangani perubahan iklim.
 
Dalam konteks ini, perusahaan yang fokus pada teknologi terbarukan, pengurangan emisi karbon, dan investasi dalam hutan atau reforestasi akan mendapatkan perhatian yang lebih besar.
 
"Itu yang menjadi fokus, sayangnya penangkapan karbon yang sekarang maju adanya di Switzerland. Kemudian, banyak perusahaan luar melakukan investasi di teknologi untuk menangkap karbon, tapi kita sebenarnya memiliki potensi untuk menangkap karbon karena kita memiliki laut. Kita memiliki laut dan itu menangkap karbon. Selama laut itu tidak diaduk-aduk," ujar Michael.
 
Kemudian, deglobalisasi menjadi dimensi lain dalam pertimbangan investor, dengan adanya pergeseran dari globalisasi ke de-globalisasi, investor mencari pasar yang dapat berdiri sendiri tanpa terlalu mengandalkan impor.
 
"Setiap negara, karena geopolitik berpikir untuk memaksimalkan penggunaan produk di dalam negeri, tidak melakukan impor, berusaha menekan impor, dan bisa sustain dengan produk-produk di dalam negeri. Jadi shifting investor di dunia akan mencari ke mana kita melihat market, yang ada market, dan bisa tidak negara itu sustain dengan produk-produk mereka," ujar Michael.
 
Terakhir, peran Artificial Intelligence (AI) membawa dinamika tersendiri, karena investor mencari perusahaan yang mampu menggabungkan kecerdasan buatan dengan etika dan keamanan. Namun, ada juga peringatan terhadap potensi risiko, terutama terkait dengan keberlanjutan data dan privasi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan