"Namun, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa memilih untuk tidak memberikan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 26 Februari 2022.
Borrell mengatakan pengakuan resmi Rusia atas dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur merupakan pelanggaran yang tidak dapat diterima atas kedaulatan Ukraina. "Paket sanksi yang telah disetujui dengan suara bulat oleh negara-negara anggota akan merugikan Rusia, dan itu akan sangat merugikan," kata Borrell.
Secara terpisah, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan bahwa agresi Rusia lebih lanjut di Ukraina akan menghasilkan lebih banyak sanksi, berkoordinasi dengan Amerika Serikat. Paket sanksi mencakup semua anggota majelis rendah parlemen Rusia yang memberikan suara mendukung pengakuan wilayah yang memisahkan diri.
Selain itu, membekukan aset apapun yang mereka miliki di UE dan melarang mereka bepergian ke blok tersebut. Namun, tidak segera jelas kapan sanksi itu akan berlaku, tetapi para diplomat mengharapkannya dalam beberapa jam atau hari mendatang, ketika nama dan rincian akan diumumkan.
"Kami akan menargetkan 27 individu dan entitas yang memainkan peran dalam merusak atau mengancam integritas teritorial, kedaulatan, dan kemerdekaan Ukraina," kata Borrell.
Borrell mengatakan individu dan entitas itu berada di sektor pertahanan, perbankan, dan keuangan Rusia. "Kami menargetkan kemampuan negara dan Pemerintah Rusia untuk mengakses pasar dan layanan modal dan keuangan kami," kata Borrell.
Bank yang terlibat dalam pembiayaan kegiatan separatis di Ukraina timur juga akan menjadi sasaran. "Kedua wilayah pun dapat dihapus dari kesepakatan perdagangan bebas antara UE dan Ukraina, untuk memastikan mereka yang bertanggung jawab dengan jelas merasakan konsekuensi ekonomi dari tindakan ilegal dan agresif mereka," kata pernyataan UE.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News