Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI
Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI

Krisis Pangan Dunia Berpotensi Munculkan Proteksionisme dan Perang Dagang

Antara • 25 Mei 2022 09:41
Davos: Krisis pangan dunia yang sedang meningkat mempercepat langkah-langkah proteksionisme oleh negara-negara yang kemungkinan menambah masalah dan dapat menyebabkan perang perdagangan yang lebih luas. Hal itu dikatakan para pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan di Forum Ekonomi Dunia (WEF).
 
Sebagai tanda meningkatnya tekanan pada pasokan makanan dan kenaikan harga-harga, sumber pemerintah mengatakan India dapat membatasi ekspor gula untuk pertama kalinya dalam enam tahun untuk mencegah lonjakan harga domestik.
 
Sementara Indonesia, pengekspor minyak sawit terbesar dunia, akan menghapus subsidi minyak goreng curah dan menggantinya dengan pembatasan harga bahan baku penyulingan lokal.

"Ini adalah masalah besar, dan sejujurnya saya pikir masalahnya bahkan lebih besar di depan kita daripada di belakang kita," kata Wakil Direktur Pelaksana Pertama Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath, dilansir dari Antara, Rabu, 25 Mei 2022.

Proteksionisme

Proteksionisme menjulang besar di Davos, mendorong seruan untuk negosiasi mendesak untuk menghindari perang dagang besar-besaran.
 
"Sangat penting bagi para pemimpin dunia untuk duduk di meja dengan tenang dan berbicara tentang bagaimana kita akan mengelola perdagangan dan makanan serta investasi," kata Wakil Ketua Perbankan, Pasar Modal, dan Penasihat Citigroup Jay Collins.
 
"Ada banyak percakapan sebenarnya dengan G7 yang terjadi di sini dalam 48 jam terakhir," kata Collins.
 
Gopinath mengatakan untuk penduduk di negara-negara di Afrika Sub-Sahara, misalnya, 40 persen dari konsumsi mereka dihabiskan untuk makanan. Selain pukulan besar terhadap biaya hidup, kenaikan harga-harga telah menimbulkan penimbunan oleh pemerintah.
 
"Kami memiliki sekitar 20 lebih negara yang telah membatasi ekspor makanan dan pupuk, dan itu hanya dapat menambah masalah dan memperburuk keadaan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan