Mengutip Channel News Asia, Rabu, 6 Oktober 2021, Aso, yang menjabat menteri keuangan selama hampir sembilan tahun, mengatakan penurunan harga minyak adalah salah satu alasan utama pemerintah tidak dapat secara resmi menyatakan berakhirnya deflasi.
"Saya mengusulkan kepada Gubernur (BoJ Haruhiko) Kuroda bahwa dengan harga minyak yang turun sebanyak ini, akan sulit untuk mencapai inflasi dua persen, dan target itu harus diturunkan di beberapa titik," kata Aso, dalam konferensi pers terakhirnya sebagai menteri keuangan.
"Tapi gubernur mengatakan dia akan melakukan yang terbaik untuk mencapai target," tambah Aso.
Ia menambahkan pembuat kebijakan harus meneliti di beberapa titik mengapa target inflasi BoJ sebesar dua persen belum terpenuhi. Pernyataan tersebut menyoroti bagaimana pemerintah dan anggota parlemen menjauhkan diri dari target BoJ tahun lalu, meskipun BoJ meyakinkan mencapai target itu mungkin dengan mempertahankan atau meningkatkan stimulus.
Aso sangat terlibat dalam negosiasi dengan BoJ ketika bank sentral -di bawah tekanan politik untuk mengambil sikap yang lebih kuat terhadap deflasi- dengan enggan menetapkan target inflasi dua persen pada Januari 2013 di bawah mantan Gubernur BoJ Masaaki Shirakawa.
Setelah Kuroda mengambil alih sebagai gubernur, ia menggelar program pembelian aset besar-besaran pada April 2013 untuk menarik Jepang keluar dari deflasi. Tetapi tembok uang dan beberapa langkah pelonggaran tambahan sejak itu gagal mendorong inflasi.
Sementara Aso mendukung upaya stimulus BoJ sebagai anggota kabinet dengan ia telah berulang kali menyuarakan keraguan bahwa kebijakan moneter saja dapat mengembalikan perekonomian keluar dari kelesuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id