Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Harga Minyak Dunia Anjlok, Brent Dijual Cuma USD76/Barel

Husen Miftahudin • 10 Oktober 2024 08:39
Houston: Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), setelah data Amerika Serikat (AS) menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah, tetapi kerugian dibatasi oleh risiko gangguan pasokan Iran yang disebabkan oleh konflik Timur Tengah dan Badai Milton di AS.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Kamis, 10 Oktober 2024, harga minyak mentah Brent ditutup pada USD76,58 per barel, turun 60 sen, atau 0,8 persen. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup turun 33 sen atau 0,5 persen, pada USD73,24 per barel.
 
Persediaan minyak mentah melonjak sebesar 5,8 juta barel menjadi 422,7 juta barel minggu lalu, kata Badan Informasi Energi, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan sebesar dua juta barel.
 
Jumlah tersebut lebih kecil dari yang diperkirakan pada Selasa oleh kelompok perdagangan American Petroleum Institute, yang juga membatasi penurunan harga minyak. Penarikan yang lebih besar dari yang diharapkan pada bensin dan sulingan juga membantu meringankan dampak terhadap harga.
 
Negara ini bersiap menghadapi badai besar kedua, Badai Milton, yang menimbulkan tornado dan hujan lebat beberapa jam sebelum badai itu menghantam daratan Florida pada Rabu.
 
Badai tersebut telah meningkatkan permintaan bensin di negara bagian tersebut, dengan sekitar seperempat stasiun pengisian bahan bakar kehabisan stok, yang telah membantu mendukung harga minyak mentah.
 
Baca juga: Harga Minyak Brent Naik ke USD80,93/Barel
 

Konflik Timur Tengah jadi sorotan

 
Sementara itu, pasar tetap waspada terhadap potensi serangan Israel terhadap infrastruktur minyak Iran, bahkan setelah harga minyak anjlok lebih dari empat persen pada Selasa karena kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.
 
Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang rencana Israel terkait produsen minyak Iran melalui panggilan telepon pada Rabu. Baik Gedung Putih maupun kantor Netanyahu tidak memberikan rincian tentang diskusi tersebut.
 
"Kami masih gelisah dengan situasi di Timur Tengah. Spekulasi serangan terhadap Iran bernilai sekitar USD5 per barel," ungkap John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
 
Bahkan dengan ancaman terhadap wilayah Timur Tengah penghasil minyak menjadi prioritas utama, masalah ekonomi di Tiongkok, importir minyak mentah utama, menyulitkan kenaikan harga.
 
Tiongkok mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya sepenuhnya yakin akan tercapainya target pertumbuhan tahunannya, tetapi menahan diri untuk tidak memperkenalkan langkah-langkah fiskal yang lebih kuat, sehingga mengecewakan para investor yang mengandalkan lebih banyak dukungan bagi perekonomian.
 
Para investor khawatir pertumbuhan yang lambat akan melemahkan permintaan bahan bakar di Tiongkok sebagai importir minyak mentah terbesar di dunia.
 
Permintaan yang lemah terus menopang prospek fundamental. Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa menurunkan perkiraan permintaannya untuk 2025 karena melemahnya aktivitas ekonomi di Tiongkok dan Amerika Utara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan