"Kami akan siap untuk menghidupkan kembali kesepakatan gandum, dan kami akan melakukan ini segera setelah semua pembatasan ekspor produk pertanian Rusia dicabut,” kata Putin, pada konferensi pers setelah pembicaraan dengan timpalannya dari Turki Recep Tayyip Erdogan di Kota Sochi, Rusia, dikutip dari Antara, Selasa, 5 September 2023.
Putin mengatakan panen gandum Rusia bisa mencapai 130 juta ton tahun ini, dan potensi ekspor negara itu akan tetap sebesar 60 juta ton. Dia mengatakan Moskow tidak menentang kesepakatan gandum tersebut, namun memperingatkan Ukraina agar tidak menggunakan koridor ekspor gandum untuk tujuan militer.
Erdogan mencatat Turkiye sedang mengerjakan paket proposal baru bersama dengan PBB. Dia menyatakan keyakinannya proposal tersebut akan membantu melanjutkan kesepakatan sesegera mungkin.
Baca: Begini Kata Wapres Agar Sistem Jaminan Produk Halal Jadi Primadona di Indonesia |
Pemimpin Rusia lebih lanjut mengatakan Moskow akan terus mengekspor pangan dan pupuk untuk membantu menstabilkan harga pangan global. Dia mengatakan Rusia, Turkiye, dan Qatar akan bekerja sama untuk mengirimkan satu juta ton biji-bijian Rusia ke negara-negara yang membutuhkan.
Penyelesaian krisis pangan global
Inisiatif ini akan berkontribusi terhadap penyelesaian krisis pangan global, kata Putin, namun ia menambahkan hal ini tidak boleh dipandang sebagai alternatif terhadap kesepakatan biji-bijian di Laut Hitam.Kedua pemimpin juga membahas hubungan bilateral di bidang energi dan perdagangan, termasuk pembangunan bersama pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu. Putin mencatat bahwa unit pertama pabrik tersebut diperkirakan akan diluncurkan tahun depan.
Putin lebih lanjut menegaskan kesiapan Moskow untuk mendirikan pusat gas regional di Turkiye untuk menyalurkan pasokan gas ke negara ketiga.
Kedua presiden juga membahas krisis Ukraina dan usulan gencatan senjata global yang bertujuan mencapai penyelesaian politik. Putin berterima kasih kepada Erdogan atas upaya mediasinya, dan menegaskan kembali Moskow tetap terbuka untuk berdialog.
Erdogan kemudian menegaskan Turkiye siap bertindak sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina, dan tetap berkomitmen untuk membangun perdamaian dan stabilitas abadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News