Mengutip CNBC International, Kamis, 27 Januari 2022, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu minggu ini untuk memutuskan jalur pengetatan kebijakan moneter guna menahan inflasi yang melonjak. Beberapa analis memperkirakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga empat kali dari posisi terendah di era pandemi pada 2022.
Dalam laporannya, Jubilee Debt Campaign menyoroti bahwa pembayaran utang negara-negara berkembang meningkat 120 persen antara 2010 dan 2021, dan saat ini berada pada level tertinggi sejak 2001. Porsi rata-rata pendapatan pemerintah yang disalurkan untuk pembayaran utang luar negeri meningkat dari 6,8 persen di 2010 menjadi 14,3 persen pada 2021.
Peningkatan tajam dalam pembayaran utang menghambat pemulihan ekonomi negara-negara dari pandemi, menurut laporan itu, dan kenaikan suku bunga AS dan global pada 2022 dapat memperburuk masalah bagi banyak negara berpenghasilan rendah.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan kenaikan suku bunga Fed dapat 'membuang air dingin' pada pemulihan yang sudah lemah di negara-negara tertentu.
Ia menambahkan suku bunga AS yang lebih tinggi, dan dengan demikian kenaikan greenback, dapat membuat negara-negara menjadi lebih mahal untuk memenuhi kewajiban utang berdenominasi dolar mereka.
"Krisis utang terus melanda negara-negara berpenghasilan rendah, tanpa akhir yang terlihat kecuali ada tindakan mendesak untuk pengurangan utang," kata Direktur Eksekutif Kampanye Utang Jubilee Heidi Chow.
"Krisis utang telah melucuti sumber daya negara-negara yang diperlukan untuk mengatasi keadaan darurat iklim dan gangguan lanjutan dari covid, sementara kenaikan suku bunga mengancam akan menenggelamkan negara-negara dalam lebih banyak utang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id