Mengutip Antara, Senin, 28 Februari 2022, kewaspadaan nuklir dan kendala pembayaran bank meningkatkan kekhawatiran pasokan minyak dari produsen terbesar kedua di dunia itu dapat terganggu saat Rusia membangun posisi defensif menyusul invasinya ke negara tetangga Ukraina.
Minyak mentah berjangka brent terangkat USD5,46 atau 5,6 persen menjadi USD103,39 pada pukul 23.31 GMT, setelah mencapai level tertinggi USD105,07 per barel tak lama setelah perdagangan dibuka. Pekan lalu kontrak acuan global ini mencapai level tertinggi lebih dari tujuh tahun di USD105,79 setelah invasi dimulai.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah USD5,64 atau 6,2 persen menjadi USD97,23 per barel, setelah mencapai level tertinggi USD99,10 tak lama setelah pembukaan. WTI mencapai level tertinggi USD100,54 per barel minggu lalu.
Putin meningkatkan taruhannya pada Minggu, 27 Februari, memerintahkan pasukan pencegahan Rusia -yang menggunakan senjata nuklir- menjadi siaga tinggi, mengutip pernyataan agresif oleh para pemimpin NATO dan berbagai sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia oleh Barat.
"Keputusan Presiden Putin untuk menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi adalah eskalasi yang jelas dan mengkhawatirkan yang hanya dapat mendukung harga minyak. Saya rasa kita bisa menghadapi beberapa ledakan harga di pagi hari," pungkas Broker Minyak PVM Stephen Brennock.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News