Ilustrasi. FOTO: ERIC BARADAT/AFP
Ilustrasi. FOTO: ERIC BARADAT/AFP

Bank Dunia: Negara Berkembang Hadapi Masalah Jangka Panjang

Angga Bratadharma • 13 Januari 2022 14:04
Washington: Bank Dunia memandang negara-negara berkembang di dunia menghadapi masalah jangka panjang akibat tingkat vaksinasi yang rendah hingga beban utang yang besar. Kondisi itu sejalan dengan pukulan yang teramat keras dari pandemi covid-19 dan sampai sekarang belum kunjung usai.
 
"Negara-negara berkembang menghadapi masalah jangka panjang yang parah terkait dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah, kebijakan makro global, dan beban utang," kata Presiden Bank Dunia David Malpass, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 13 Januari 2022.
 
Ayhan Kose, penulis laporan Prospek Ekonomi Global terbaru Grup Bank Dunia mengatakan, varian Omicron yang sangat menular membuat gangguan berkelanjutan dan lonjakan tersebut membuat sistem perawatan kesehatan kewalahan.

"Ada perlambatan nyata yang sedang berlangsung. Dukungan kebijakan sedang ditarik dan ada banyak risiko di depan kita," kata Kose.
 
Covid-19 menyebabkan 300 juta orang lebih terinfeksi yang dilaporkan di seluruh dunia dan 5,8 juta lebih kematian, menurut data yang dikumpulkan. Menurut situs web Our World in Data, 59 persen populasi dunia menerima setidaknya satu dosis vaksin covid-19, tapi hanya 8,9 persen orang di negara-negara berpenghasilan rendah yang menerima setidaknya satu dosis.
 
Sementara itu, Grup Bank Dunia dalam Prospek Ekonomi Global terbarunya yang dirilis mengungkapkan ekonomi global berada di jalur untuk tumbuh dengan direvisi turun menjadi 4,1 persen pada tahun ini. Kondisi itu di tengah gelombang baru pandemi covid-19, meningkatnya inflasi, dan berlanjutnya kemacetan rantai pasokan.
 
Prospek global dibayangi oleh berbagai risiko penurunan, termasuk wabah covid-19 yang diperbarui karena varian virus baru, kemungkinan ekspektasi inflasi yang tidak terkendali dan tekanan keuangan dalam konteks tingkat utang yang mencapai rekor tertinggi, menurut laporan setengah tahunan itu
 
Setelah bangkit kembali ke sekitar 5,5 persen pada 2021, pertumbuhan global diperkirakan melambat tajam menjadi 4,1 persen pada 2022, laporan tersebut mencatat. Proyeksi terbaru untuk 2021 dan 2022 masing-masing 0,2 poin lebih rendah dari perkiraan Juni.
 
Ekonomi AS diperkirakan tumbuh sebesar 5,6 persen pada 2021, dan moderat menjadi 3,7 persen tahun ini. Ekonomi Tiongkok diperkirakan tumbuh 8,0 persen pada 2021, dan melambat menjadi 5,1 persen tahun ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan