"Saya tidak berpikir kita (akan) mengalami resesi. Belanja konsumen sangat kuat. Belanja investasi solid. Saya tahu orang-orang sangat kesal dan memang benar begitu tentang inflasi, tetapi tidak ada yang menunjukkan bahwa resesi sedang terjadi," katanya, dilansir dari Antara, Jumat, 10 Juni 2022.
Yellen yang pekan lalu mengakui dia salah dalam memprediksi inflasi akan bersifat sementara, mengatakan dia tidak akan mengubah keputusan kebijakan AS jika dia bisa kembali ke masa lalu. "Saya tidak akan melakukannya secara berbeda," kata Yellen.
Ia mengatakan American Rescue Plan senilai USD1,9 triliun yang ditandatangani Presiden Joe Biden diperlukan untuk mencegah satu generasi orang Amerika menderita tingkat pengangguran yang tinggi. "Hal-hal yang tidak terduga selalu bisa terjadi. Dunia sangat tidak pasti," katanya.
Memerangi inflasi adalah prioritas utama Presiden Joe Biden, kata Yellen, seraya menambahkanvdia tidak memperkirakan harga bensin, yang baru saja mencapai USD5 per galon, akan turun dalam waktu dekat.
Dia mengatakan rumah tangga Amerika jelas khawatir tentang melonjaknya harga bensin, yang memainkan peran kunci dalam membentuk ekspektasi konsumen, tetapi menakjubkan betapa pesimisnya orang Amerika tentang ekonomi mengingat fakta bahwa Amerika Serikat sekarang memiliki pasar tenaga kerja terkuat sejak Dunia Perang Dua.
Biden telah melakukan apa yang bisa dia lakukan untuk mengatasi harga bensin yang tinggi dengan mengarahkan penarikan bersejarah dari Cadangan Minyak Strategis. Yellen menambahkan bahwa pejabat AS juga akan terus memperketat sanksi yang bertujuan menghukum Rusia dan menghentikan perang di Ukraina.
Ketika Federal Reserve (Fed) memperketat kebijakan moneter untuk menahan permintaan dan menurunkan inflasi, Yellen mengatakan dia melihat jalan menuju soft landing yang akan menghindari resesi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id