Mengutip The Business Times, Kamis, 9 Desember 2021, kondisi tersebut sebanding dengan perkiraan pemerintah sekitar tujuh persen untuk 2021 dan 3-5 persen untuk 2022. Pada kuartal keempat, para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,6 persen secara tahun ke tahun.
Eskalasi dalam situasi covid-19 masih dipandang sebagai risiko penurunan teratas, tetapi kekhawatiran telah meningkat atas risiko perlambatan Tiongkok dan pengetatan kebijakan moneter global, dengan ekspektasi inflasi juga meningkat. Survei tersebut mencerminkan pandangan 22 ekonom dan analis, dan bukan pandangan atau perkiraan MAS sendiri.
Perkiraan setahun penuh terbaru para ekonom adalah sedikit peningkatan dari angka 6,6 persen dalam survei terakhir pada September. Ekspektasi pertumbuhan juga meningkat untuk keuangan dan asuransi, konstruksi, perdagangan grosir dan eceran, dan ekspor domestik nonmigas.
Tetapi mereka telah mengurangi separuh untuk akomodasi dan layanan makanan, menjadi 3,1 persen, turun dari 5,9 persen pada September. Ekspektasi juga memburuk untuk konsumsi swasta menjadi pertumbuhan 4,8 persen atau turun dari prediksi 5,6 persen sebelumnya.
Tetapi, Ekonom CIMB Private Banking Song Seng Wun mengatakan, kondisi ini terutama disebabkan oleh distorsi pertumbuhan pada 2021, karena basis yang rendah pada 2020. "Secara berurutan, saya pikir kami tetap berharap. Masih ada permintaan konsumen yang terpendam besar untuk kegiatan tatap muka, termasuk layanan makanan dan minuman," ucapnya.
Pasar tenaga kerja
Di pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran diramal 2,6 persen di akhir tahun, naik tipis dari perkiraan 2,7 persen survei sebelumnya. Ekspektasi inflasi meningkat, dengan para ekonom memperkirakan inflasi utama setahun penuh menjadi 2,1 persen atau naik dari 1,7 persen dalam survei September, dan inflasi inti menjadi 0,9 persen, naik dari 0,7 persen sebelumnya.Untuk kuartal keempat, inflasi utama dan inflasi inti diperkirakan masing-masing sebesar tiga persen dan 1,5 persen. Pada 2022, inflasi utama kemungkinan tidak akan berubah, tetapi inflasi inti diperkirakan meningkat menjadi 1,8 persen.
"Perkiraan survei kemungkinan didasarkan pada pandangan bahwa Omicron tidak lebih mematikan daripada Delta dan vaksin saat ini efektif," pungkas Ekonom Maybank Kim Eng Chua Hak Bin dan Lee Ju Ye.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News