Kuroda memperkirakan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu akan menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang lebih jelas karena keuntungan perusahaan yang kuat dan belanja modal mengimbangi beberapa pelemahan dalam konsumsi.
Namun, dia memperingatkan, prospek konsumsi, yang memegang kunci pemulihan ekonomi berkelanjutan, sangat tidak pasti dan bergantung pada perkembangan terkait pandemi. Upaya antisipasi dan mitigasi tentu diperlukan agar tidak memberikan efek negatif lebih lanjut.
"Konsumsi diperkirakan meningkat jika kemajuan lebih lanjut dalam vaksinasi memungkinkan masyarakat untuk mengekang infeksi, sambil melanjutkan aktivitas ekonomi," kata Kuroda, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 1 Oktober 2021.
"Tetapi waktu dan kecepatan pemulihan konsumsi tetap sangat tidak pasti dan dapat berubah tergantung pada bagaimana pandemi berlangsung."
Kuroda mempertahankan optimismenya pada ekspor dan produksi. Ia mengatakan keduanya terus meningkat meskipun ada dampak dari kendala pasokan. "Dengan perusahaan sektor jasa yang masih menghadapi kesulitan pendanaan, BoJ akan fokus untuk meredam pukulan dari pandemi terutama melalui program pinjaman yang diberlakukan tahun lalu," kata Kuroda.
"Kami akan mencermati dampak pandemi terhadap perekonomian dan mengambil langkah pelonggaran tambahan tanpa ragu jika diperlukan," tambahnya.
Ekspor yang kuat didorong oleh permintaan global yang kuat telah membantu mengimbangi konsumsi yang lemah dan menarik ekonomi Jepang keluar dari kemerosotan parah tahun lalu yang disebabkan oleh pandemi.
Tetapi kekurangan cip dan gangguan pasokan yang disebabkan oleh penutupan pabrik Asia telah memukul produksi pabrikan Jepang, mengancam untuk menggagalkan pemulihan negara yang rapuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id