Mengutip Channel News Asia, Kamis, 9 Desember 2021, kontraksi lebih dalam merupakan kemunduran bagi pembuat kebijakan yang berharap pengurangan kekurangan pasokan dan pelonggaran pembatasan pandemi. Sehingga akan mendukung pemulihan di ekonomi terbesar ketiga dunia pada kuartal ini.
Data Kantor Kabinet Jepang yang direvisi menunjukkan ekonomi Jepang turun 3,6 persen secara tahunan pada Juli-September atau lebih buruk dari pembacaan awal kontraksi tiga persen. Data, yang lebih buruk dari perkiraan median ekonom untuk penurunan 3,1 persen, sama dengan kontraksi kuartal-ke-kuartal 0,9 persen dari kuartal sebelumnya.
"Ini menegaskan kondisi ekonomi stagnan pada kuartal Juli-September. Pertumbuhan menjadi negatif karena kebangkitan virus korona," kata Kepala Ekonom Itochu Economic Research Institute Atsushi Takeda.
Penurunan yang lebih cepat terutama disebabkan oleh penurunan yang lebih besar dalam konsumsi swasta, yang menghasilkan lebih dari setengah produk domestik bruto, dan menyusut 1,3 persen dari tiga bulan sebelumnya, lebih buruk dari perkiraan awal penurunan 1,1 persen.
Konsumsi turun
Seorang pejabat pemerintah mengatakan konsumsi turun karena cuaca buruk membuat pembeli tetap di rumah dan kekurangan cip global memukul penjualan mobil dan elektronik karena hambatan produksi,"Kontraksi besar pada barang-barang tahan lama (belanja) menunjukkan pengurangan produksi mobil berdampak besar," kata Ekonom Daiwa Institute of Research Wakaba Kobayashi.
Data menunjukkan investasi publik turun dua persen dibandingkan dengan perkiraan awal penurunan 1,5 persen, sementara belanja modal mengalami penurunan yang lebih kecil, menyusut 2,3 persen dari kuartal sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan awal 3,8 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News