Gedung Putih. FOTO: AFP/Karen BLEIER
Gedung Putih. FOTO: AFP/Karen BLEIER

Gedung Putih Kaji Pengenaan Pajak dari Keuntungan Minyak

Antara • 03 Juni 2022 08:33
Washington: Gedung Putih sedang mempertimbangkan proposal kongres yang dapat mengenakan pajak atas keuntungan produsen minyak dan gas. Hal itu guna memberikan manfaat bagi konsumen yang berjuang dengan harga energi yang lebih tinggi.
 
"Ada berbagai proposal menarik dan pilihan desain tentang windfall profits tax (pajak rezeki nomplok/keuntungan tak terduga)," kata Wakil Direktur Dewan Ekonomi Nasional Presiden Joe Biden, Bharat Ramamurti, dilansir dari Antara, Jumat, 3 Juni 2022.
 
"Kami telah melihat dengan cermat masing-masing dari mereka dan terlibat dalam percakapan dengan Kongres tentang desain," tambahnya.

Harga energi yang tinggi telah menyebabkan rekor keuntungan bagi produsen minyak besar tahun ini. Exxon Mobil Corp, produsen minyak terbesar AS, menggandakan laba kuartal pertama menjadi USD5,48 miliar dan mengatakan akan membeli kembali sahamnya tiga kali lipat hingga 2023 menjadi USD30 miliar.
 
Pemerintahan Biden telah mengkritik produsen karena duduk di atas keuntungan dan tidak berinvestasi dalam produksi lebih lanjut untuk menurunkan harga. Inggris pekan lalu mengumumkan windfall tax 25 persen atas keuntungan produsen minyak dan gas, di samping paket dukungan 15 miliar poundsterling (USD18,9 miliar) untuk rumah tangga.
 
"Satu hal yang ingin Anda ketahui ketika Anda melihat proposal semacam itu adalah bagaimana hal itu akan mempengaruhi pasokan juga. Saya tidak berpikir itu rintangan yang tidak dapat diatasi, tetapi ini adalah pertanyaan penting pada saat jelas ada masalah pasokan," kata Ramamurti.
 
Saham Exxon dan rekannya Chevron Corp turun kurang dari satu persen dalam perdagangan di New York Stock Exchange pada Kamis waktu setempat.
 
Satu proposal yang didukung oleh 15 senator dari Partai Demokrat dan beberapa anggota DPR akan mengenakan pungutan pada perusahaan minyak besar setiap tiga bulan untuk minyak mentah yang diproduksi di dalam negeri atau diimpor.
 
Konsumen kemudian akan dibayar potongan pajak yang bisa mencapai beberapa ratus dolar per tahun, tetapi RUU Demokrat menghadapi prospek yang tidak pasti di Kongres.
 
"Saya tidak berpikir itu akan terjadi di AS, terutama karena Senat terpecah. Saya tidak berpikir (swing vote Senator) Joe Manchin akan memilihnya," ujar Kepala Eksekutif Produsen Minyak Hess Corp John Hess.
 
Biden berada di bawah tekanan untuk meredakan guncangan harga bensin menjelang pemilihan paruh waktu November dengan kendali Partai Demokrat atas Kongres dipertaruhkan.
 
Ekonomi AS memiliki pertumbuhan terkuat dalam hampir empat dekade pada 2021, setelah pemerintah menggelontorkan triliunan dolar dalam bantuan covid-19 ke dalam perekonomian, dan Federal Reserve mempertahankan biaya pinjaman mendekati nol.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan