Malaysia. Foto: AFP.
Malaysia. Foto: AFP.

Perbankan Malaysia Tangguh Hadapi Krisis Country Garden

Arif Wicaksono • 29 Agustus 2023 11:33
Singapura: Bank Sentral Malaysia mengatakan bahwa bank domestik Malaysia relatif aman dari krisis yang dialami pengembang properti terbesar Tiongkok, Country Garden.
 
baca juga: PLN Gandeng 2 Perusahaan Listrik Malaysia Kembangkan Sistem Interkoneksi Antar Negara

Eksposur bank-bank tersebut terhadap Country Garden Real Estate (CGRE), anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh pengembang di Malaysia, berjumlah kurang dari 0,1 persen dari total pinjaman dan obligasi pada Juni 2023.
 
“CGRE segera melunasi pinjaman mereka dan grup perusahaan lokal memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran mereka,” tambah Bank Negara Malaysia di Channel News Malaysia, Selasa, 29 Agustus 2023.
 
Perusahaan Tiongkok tersebut mengatakan proyeknya senilai USD100 miliar di Malaysia berjalan sesuai rencana dan memiliki aset yang cukup sebagai jaminan utang.

Bank sentral Malaysia mengatakan pihaknya mewajibkan lembaga keuangan untuk mempertimbangkan kondisi pasar properti saat ini dan prospektif dalam penilaian kelayakan mereka untuk membiayai proyek pengembangan dan konstruksi properti.
 
“Di sektor properti, risiko dari tidak terjualnya unit-unit dari berbagai proyek CGRE di dalam negeri masih dapat dikelola. Perkembangan yang terjadi saat ini dengan Country Garden Holdings Ltd di Tiongkok diperkirakan tidak menimbulkan dampak material terhadap aktivitas pasar dan harga properti secara keseluruhan di Malaysia,” kata dia.
 
Komentar ini muncul setelah salah satu pengembang properti terbesar di Tiongkok itu melewatkan pembayaran kupon sebesar dua dolar pada bulan ini dengan total sebesar USD22,5 juta, sehingga memicu kekhawatiran bahwa krisis utang properti di negara tersebut dapat menghambat pemulihan ekonomi yang lebih luas dan meluas ke luar negeri.

Proyek jumbo di luar negeri

Sebelumnya, Country Garden sedang membangun pembangunan luar negeri terbesarnya, proyek besar Forest City, di empat pulau reklamasi di negara bagian Johor, Malaysia selatan, yang berbatasan dengan negara kaya Singapura.
 
Namun proyek tersebut, yang kini menampung sekitar 9.000 orang, menghadapi tantangan sejak diluncurkan pada 2016, dengan permintaan yang turun tajam menyusul langkah Tiongkok untuk membendung arus keluar modal dan pandemi covid-19.
 
Pekan lalu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan proyek tersebut akan ditetapkan sebagai zona keuangan khusus untuk menarik investasi dan membantu memotong biaya perusahaan untuk melakukan bisnis di sana.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan