Pembelian tersebut meningkatkan investasi Chevron di shale gas AS, dan memberikannya lahan unggulan Noble di lepas pantai Israel, ladang gas alam terbesar di Mediterania timur.
Kesepakatan itu membuat Chevron sebagai perusahaan minyak pertama yang memasuki Israel. Kepala Eksekutif Chevron Mike Wirth mengatakan Chevron tak bermaksud politis mengenai keputusan itu.
"Kami tentu sadar akan fakta bahwa ada perbedaan dan ketegangan politik antara Israel dan tetangga di mana Chevron juga memiliki bisnis termasuk Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan wilayah Kurdi di Irak," kata dia dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 21 Juli 2020.
Chevron menjelaskan bahwa kesepakatan itu akan membantu penghematan pengeluaran perusahaan sekitar USD300 juta secara tahunan. Serta menambah arus kas dan pendapatan satu tahun setelah penutupan, jika harga minyak global tetap di USD40 per barel.
Menteri Energi Israel Yuval Steinitz menyebut kesepakatan itu sebagai ekspresi kepercayaan yang luar biasa pada pasar energi Israel.
Tom Ellacott, wakil presiden senior di Wood Mackenzie, menjelaskan bahwa aset Israel itu akan menyeimbangkan kembali portofolio perusahaan ke gas dan menyediakan batu loncatan di wilayah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News