Polisi bersenjata api bersiaga di Guerrero, Meksiko. (AFP)
Polisi bersenjata api bersiaga di Guerrero, Meksiko. (AFP)

Mengenal Istilah Kartel, Contoh, dan Dampaknya terhadap Perekonomian

Riza Aslam Khaeron • 06 Agustus 2024 14:58
Jika sobat pernah menonton acara TV Breaking Bad, sobat pasti pernah mendengar istilah “Kartel”. Istilah ini memiliki konotasi yang jelek, tentang sindikat penjahat yang bergabung untuk menjual produk dengan harga tinggi di dunia kejahatan.
 
Tapi apa sih arti istilah “kartel” tersebut sebenarnya? Artikel ini akan memberikan informasi seputar kartel yang telah dirangkum oleh Medcom.id.

Pengertian Kartel

Berdasarkan kamus Cambridge, kartel sederhananya adalah perusahaan-perusahaan independen yang bergabung untuk mengontrol harga dan membatasi persaingan. Tujuan utama dari kartel adalah agar perusahaan-perusahaan di dalamnya dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dan menikmati keuntungan lebih besar.
 
Baca: KPPU Periksa 12 Perusahaan yang Diduga Terlibat Kartel Ayam
 

Mengapa Kartel dilarang

Praktisi kartel telah dilarang di beberapa negara. Di Amerika Serikat dan UE, terdapat hukum Antitrust yang bertujuan untuk mempertahankan persaingan di dalam pasar. Kartel membunuh persaingan pasar dengan membunuh usaha-usaha kecil yang sulit bersaing dengan kartel. Alhasil, konsumen memiliki lebih sedikit pilihan dan dapat mengarah kepada praktik monopoli.
 
Di Indonesia sendiri, praktik kartel dilarang sebagaimana tertulis dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Namun, apa yang bekerja dilarang dalam ranah nasional, berlaku berbeda dengan kancah internasional, seperti yang akan dibahas selanjutnya.

Ciri-ciri Kartel

Ciri-ciri utama kartel meliputi:
1. Kesepakatan eksplisit atau implisit antara perusahaan untuk menetapkan harga.
2. Pembatasan produksi atau penawaran untuk mempertahankan harga tinggi.
3. Pembagian pasar berdasarkan wilayah atau pelanggan tertentu.
4. Koordinasi dalam penetapan syarat dan ketentuan penjualan.

Tujuan Kartel

Tujuan utama kartel adalah untuk meningkatkan keuntungan bagi anggotanya dengan cara:
1. Menetapkan harga yang lebih tinggi daripada yang akan ada di pasar yang kompetitif.
2. Mengurangi risiko persaingan harga yang dapat merugikan semua pihak yang terlibat.
3. Mengendalikan pasokan untuk menciptakan kelangkaan buatan dan menjaga harga tetap tinggi.
4. Meningkatkan stabilitas pendapatan bagi anggotanya dengan menghindari fluktuasi harga yang disebabkan oleh persaingan

Contoh Kartel

Contoh-contoh kartel yakni:
  1. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries): Merupakan salah kartel terbesar di dunia, kartel ini bertujuan untuk mengontrol harga minyak di kancah global. Berbeda dengan kartel pada umumnya, kartel ini beranggotakan negara-negara Algeria, Republik Kongo, Guinea Khatulistiwa, Gabon, Irak, Iran, Kuwait, Libya, Nigeria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Venezuela.
    Kartel ini merupakan kartel “legal” dikarenakan tidak ada aturan internasional yang melarang bentuk kerja sama tersebut.
  2. Kartel Tiket Pesawat Kelas Ekonomi: Pada 23 Juni 2020, tujuh maskapai penerbangan nasional telah ditetapkan oleh KPPU sebagai kartel harga tiket pesawat kelas ekonomi. Maskapai-maskapai tersebut yakni Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, Nam Air, Batik Air, Lion Air, dan Wings Air.
  3. Kartel Narkoba: Kelompok kartel narkoba cukup marak terdapat di benua Amerika dan Afrika dan menjadi ancaman bagi masyarakat di kawasan-kawasan tersebut. Kartel ini tentunya beroperasi di ranah barang narkoba seperti ganja dan sabu-sabu serta tidak segan melakukan tindakan pidana berat seperti pembunuhan untuk menjalankan operasi mereka. Contoh kartel ini berupa kartel Sinaloa, Gulf, Tijuana di Mexico.

Dampak Kartel

Dampak kartel terhadap perekonomian meliputi:
  1. Harga Tinggi: Konsumen harus membayar harga yang lebih tinggi untuk produk dan jasa.
  2. Kurangnya Inovasi: Kurangnya persaingan mengurangi insentif bagi perusahaan untuk berinovasi.
  3. Kualitas Produk Menurun: Dengan tidak adanya persaingan, perusahaan mungkin tidak termotivasi untuk meningkatkan kualitas produk mereka.
  4. Inefisiensi Ekonomi: Sumber daya mungkin tidak digunakan secara optimal karena kontrol pasar oleh kartel.
  5. Kerugian Konsumen: Konsumen memiliki pilihan yang lebih sedikit dan harus menanggung biaya yang lebih tinggi.
  6. Mengetahui tentang praktik kartel, dapat membantu sobat, khsusunya yang meranah dalam bisnis perdagangan untuk menghindari praktik yang sehat dalam persaingan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan