"Bagian dari tantangan itu berasal dari janji Biden untuk membangun kembali kelas menengah Amerika yang dapat menghambat upaya untuk mendorong kebijakan ekonomi dan perdagangan yang akan diikuti oleh negara-negara Asia," kata James Crabtree, Profesor Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Singapura, dilansir dari CNBC International, Rabu, 24 Februari 2021.
"Apa yang telah dilakukan AS secara tradisional adalah, AS mencoba menggunakan keamanan dan kekuatan ekonominya untuk membujuk sekutu ke kampnya. Jadi, misalnya, mengatur perjanjian perdagangan TPP," kata Crabtree.
TPP mengacu pada Kemitraan Trans-Pasifik, pakta perdagangan yang dinegosiasikan oleh mantan Presiden Barack Obama dan 11 negara lainnya -kebanyakan di Asia-Pasifik, yang tidak termasuk Tiongkok. Kesepakatan dalam bentuk aslinya akan menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia, mencakup hampir 40 persen dari ekonomi global.
Kondisi itu tentunya akan meningkatkan peran strategis AS di Asia-Pasifik, dan menyeimbangkan pengaruh politik dan ekonomi Tiongkok yang tumbuh di wilayah tersebut. Tetapi perjanjian itu dikritik secara luas di AS dan tidak pernah disetujui oleh Kongres. Alasannya karena perjanjian itu merugikan AS.
Para pengkritik -termasuk mantan Presiden Donald Trump- mengatakan TPP mempercepat penurunan manufaktur AS dan merugikan pekerja AS. Trump menarik AS keluar dari kesepakatan pada 2017 dan 11 negara yang tersisa melakukan negosiasi ulang dan menandatangani perjanjian yang dinamai Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Tekanan domestik dapat terus menantang upaya Pemerintahan Biden untuk mencapai kesepakatan yang akan menarik ekonomi pengekspor utama di kawasan itu. "Biden telah menjanjikan kebijakan perdagangan dan ekonomi yang hanya akan menguntungkan kelas menengah Amerika," kata Crabtree.
"Jika dia benar-benar melakukan itu, akan jauh lebih sulit untuk mencoba dan mencapai kesepakatan ekonomi dengan negara-negara pengekspor Asia yang besar yang menjadi negara pengayun melawan Tiongkok. Jauh lebih sulit bagi AS untuk membujuk mereka ke dalam aliansi anti-Tiongkok yang lebih luas," pungkasnya.
Selama beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah memperluas pengaruhnya di Asia-Pasifik karena AS menarik diri dari wilayah tersebut di bawah kepemimpinan Trump. Salah satu perkembangan utama yang meningkatkan posisi Tiongkok adalah penandatanganan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP.
RCEP adalah kesepakatan perdagangan terbesar di dunia yang diperjuangkan oleh Beijing yang mengecualikan AS. Beberapa analis mengatakan pada saat itu kesepakatan tersebut adalah 'kudeta' bagi Beijing. Namun ada optimisme baru bahwa Pemerintahan Biden akan terlibat kembali dengan dunia dan kawasan itu lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News