Pernyataan itu dilontarkan Scott Kennedy dari lembaga think tank Center for Strategic and International Studies yang berbasis di Washington DC setelah para pejabat dari kedua negara menyimpulkan pertemuan tingkat tinggi di Kota Tianjin di Tiongkok. Dalam pertemuan itu, tidak ada kata kesepakatan yang dicapai.
Pada pertemuan itu, para pejabat Tiongkok memberikan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dua daftar tuntutan dan tiga 'garis bawah'. Permintaan Tiongkok termasuk meminta AS memperbaiki kesalahannya seperti menarik permintaan ekstradisi dari CFO Huawei Meng Wanzhou, tidak menghalangi perkembangan, dan tidak melanggar kedaulatan Tiongkok.
"Tiongkok pada dasarnya meminta AS untuk tidak memperhatikan apa yang terjadi di Tiongkok dan membiarkan Tiongkok melakukan apapun yang diinginkannya,” kata Kennedy, yang merupakan penasihat senior dan ketua wali dalam bisnis dan ekonomi Tiongkok di CSIS, dilansir dari CNBC International, Kamis, 29 Juli 2021.
"Anda tidak bisa hanya meminta AS dan komunitas internasional lainnya untuk tidak memiliki pendapat tentang hal-hal itu dan meminta Tiongkok untuk memenuhi komitmennya. Saya pikir itu akan sangat sulit. Jadi kita mungkin melihat hubungan ini memadat seperti beton keras dan menjadi persaingan untuk beberapa waktu," tambah Kennedy.
Selama pertemuan di Tianjin, Sherman menyuarakan keprihatinan tentang tindakan Tiongkok yang berlawanan dengan nilai dan kepentingan AS, sekutu, dan mitra AS. "Dan yang merusak tatanan berbasis aturan internasional," kata Departemen Luar Negeri AS.
Isu-isu itu termasuk dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Tiongkok di wilayah seperti Xinjiang dan Hong Kong, serta perilaku agresif Beijing di Laut China Selatan yang disengketakan. Sedangkan Tiongkok menganggap masalah di Xinjiang dan Hong Kong sebagai urusan dalam negeri, dan mengklaim aktivitas di Laut China Selatan sebagai hak kedaulatannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News