Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP
Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP

BoJ: Krisis Cip Berpotensi Jadi Sumber Ketidakpastian bagi Ekonomi Global

Angga Bratadharma • 27 Agustus 2021 09:29
Tokyo: Bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ) mengungkapkan kekurangan cip semikonduktor dapat terus terjadi selama sisa tahun ini jika pandemi covid-19 membuat sejumlah pabrik di Asia Tenggara tutup. Adapun kendala pasokan tersebut bisa menjadi salah satu risiko utama bagi ekonomi global.
 
Anggota Dewan BoJ Toyoaki Nakamura mengatakan ekonomi Jepang diperkirakan pulih ketika dampak pandemi covid-19 memudar. Hal itu menunjuk pada dorongan pertumbuhan dari permintaan global yang kuat dan pemulihan belanja modal.
 
Tetapi, dia memperingatkan prospeknya sangat tidak pasti dengan risiko condong ke sisi negatifnya. Kondisi itu karena kebangkitan kembali kasus infeksi covid-19 di seluruh dunia memaksa Jepang untuk memperluas status pembatasan darurat dan akhirnya mengganggu produksi pabrik di Asia.

"Jika pandemi menghentikan produksi cip di pabrik-pabrik Asia Tenggara, itu akan muncul sebagai salah satu sumber ketidakpastian bagi ekonomi global. Kondisi cip mungkin tidak akan diperbaiki selama sisa tahun ini," kata Nakamura, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 27 Agustus 2021.
 
Pernyataan Nakamura adalah peringatan terkuat hingga saat ini oleh pembuat kebijakan BoJ tentang dampak meluasnya krisis cip, yang telah memengaruhi produsen Jepang termasuk raksasa mobil Toyota Motor Corp. Adapun pembuat mobil di seluruh dunia telah memangkas produksi karena kekurangan cip selama berbulan-bulan.
 
Kebangkitan kasus covid-19 di Jepang, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Malaysia -rumah bagi pabrik mobil dan pabrik cip- telah menyebabkan pembatasan yang lebih ketat dan memperparah krisis. Tentu harapannya krisis covid-19 bisa segera teratasi dan pandemi bisa cepat terkendali.
 
Gangguan dalam produksi dapat merugikan kinerja ekspor, yang telah menjadi pendorong utama pemulihan ekonomi Jepang yang rapuh, dan meragukan proyeksi BoJ tentang ekonomi terbesar ketiga di dunia itu akan membaik karena pengiriman mengimbangi pelemahan konsumsi.
 
Nakamura mengisyaratkan harapan bahwa konsumsi akan mendapat dorongan dari permintaan yang terpendam untuk layanan. Kondisi itu begitu segmen rumah tangga merasa aman untuk mulai membelanjakan tabungan mereka sebesar 1.056 triliun yen (USD9,61 triliun).
 
"Ada kemungkinan kegiatan ekonomi dapat menguat lebih dari yang diharapkan begitu permintaan terpendam terwujud," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan