Melansir Investing.com, Jumat, 23 Februari 2024, minyak mentah berjangka Brent turun 25 sen atau 0,3 persen menjadi USD83,42 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 25 sen atau 0,3 persen menjadi USD78,36.
Pengambil kebijakan Federal Reserve AS harus menunda penurunan suku bunga setidaknya beberapa bulan lagi untuk melihat apakah kenaikan inflasi baru-baru ini yang menandakan terhentinya kemajuan menuju stabilitas harga atau hanya sebuah hambatan, ungkap Gubernur Fed Christopher Waller.
Suku bunga yang lebih tinggi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam waktu yang lebih lama, sehingga membatasi permintaan minyak.
Bank sentral AS telah mempertahankan suku bunga kebijakannya stabil di kisaran 5,25 persen sampai 5,50 persen sejak Juli 2023 lalu, dan risalah rapat kebijakannya bulan lalu menunjukkan sebagian besar gubernur bank sentral khawatir akan tindakan yang terlalu cepat untuk melonggarkan kebijakan.
Baca juga: Dolar AS Ambruk Lagi Imbas Investor Masih Pelototi 'Gerak-gerik' Fed |
Cegah resesi ekonomi
Waller juga menolak gagasan The Fed berisiko mengirim perekonomian ke dalam resesi jika menunggu terlalu lama untuk menurunkan suku bunga, dengan mengatakan The Fed mampu untuk menunggu lebih lama lagi.
Adapun, patokan minyak memangkas sebagian kenaikannya pada perdagangan Kamis waktu setempat, setelah komentar Waller.
Harga minyak berjangka ditutup lebih tinggi pada perdagangan Kamis karena permusuhan terus berlanjut di Laut Merah, dengan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran meningkatkan serangan di dekat Yaman untuk menunjukkan dukungan bagi Palestina dalam perang Gaza.
Kabinet perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui pengiriman negosiator ke Gaza untuk perundingan gencatan senjata yang berlangsung di Paris ketika tekanan meningkat di Timur Tengah, menurut sebuah sumber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News