Shell. Foto; Shell.
Shell. Foto; Shell.

Harga Minyak Melonjak, Shell Cetak Kenaikan Laba Bersih 26%

Arif Wicaksono • 05 Mei 2022 19:57
London: Perusahaan raksasa energi Inggris, Shell, mencatat kenaikan laba bersih kuartal pertama tahun ini karena melonjaknya harga minyak. Hal ini mengimbangi biaya yang cukup besar terkait keluarnya mereka dari Rusia.
 
"Laba setelah pajak Shell melonjak 26 persen menjadi USD7,1 miliar dari tahun sebelumnya," kata Shell dalam sebuah pernyataan dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 5 Mei 2022.
 
Sementara itu, Shell mengambil biaya USD3,9 miliar saat keluar dari Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina, mereka berekspansi ke tempat lain yang memiliki biaya lebih rendah.

Pendapatan Shell melonjak hampir tiga kali lipat ke rekor kuartalan USD9,1 miliar, memicu seruan baru di Inggris untuk memberlakukan windfall tax pada sektor energi.
 
Windfall tax adalah pajak yang dipungut pemerintah terhadap industri tertentu ketika kondisi ekonomi memungkinkan industri tersebut mengalami keuntungan di atas rata-rata.
 
Konsumen Inggris mengalami krisis biaya hidup yang disebabkan oleh tingkat inflasi tertinggi dalam beberapa dekade, juga ketika ekonomi dibuka kembali dari lockdown karena pandemi.
 
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, telah menolak seruan untuk retribusi rejeki nomplok pada raksasa minyak, dengan alasan itu akan memperlambat upaya mereka untuk berinvestasi dalam energi yang lebih bersih.
 
Namun juru kampanye lingkungan dan politisi oposisi menyerukan pajak satu kali untuk meringankan anggaran rumah tangga dan mengekang ketergantungan pada bahan bakar fosil.
 
"Pajak atas rekor keuntungan tak terduga dari jumlah yang tak terbayangkan ini akan menjadi cara tercepat dan paling adil untuk mengurangi tekanan pada rumah tangga yang merasa terjepit dan mengurangi ketergantungan kita pada minyak dan gas, yang merupakan akar penyebab krisis biaya hidup," kata Philip Evans dari Greenpeace Inggris.
 
Shell menambahkan, pendapatan naik 51 persen menjadi USD84,2 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
 
Harga minyak telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir di tengah kekhawatiran atas pasokan yang ketat menyusul invasi Ukraina oleh produsen minyak dan gas utama Rusia.
 
"Perang di Ukraina pertama dan terutama merupakan tragedi kemanusiaan, tetapi juga menyebabkan gangguan signifikan pada pasar energi global dan telah menunjukkan bahwa energi yang aman, andal, dan terjangkau tidak dapat diterima begitu saja," kata Chief Executive Officer (CEO) Royal Dutch Shell plc Ben van Beurden.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan