Melansir Antara, Sabtu, 10 September 2022, pada minggu ini, indeks dolar yang melacak nilai greenback terhadap enam mata uang utama saingannya.
"Pasar menjadi sedikit gugup tentang level, level yang benar-benar bersejarah, sehingga pasar memutuskan untuk tidak mendorong kekuatan dolar pada saat ini dan meringankan posisi," kata Kepala Strategi Valas Dlobal Greg Anderson kepada BMO Capital Markets di New York.
Baca juga: Jokowi Pede Inflasi RI Lebih Baik dari Amerika |
"Mungkin pengambilan posisi akan ringan sampai pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal). Pasar melihat semuanya dalam semalam dan memutuskan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menyesuaikan posisi dan proses itu telah membawa dolar lebih rendah. Tapi ini bukan pembalikan tren pada kekuatan dolar," jelasnya.
Greenback minggu ini melonjak ke level tertinggi 24 tahun terhadap yen, puncak 37 tahun versus poundsterling, dengan indeks dolar melonjak ke level tertinggi lebih dari 20 tahun.
Pada Jumat, 9 September 2022, indeks dolar turun serendah 108,35 dan terakhir turun 0,5 persen di 108,96.
Suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang 87 persen untukFed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bulan ini, dengan data harga konsumen AS yang baru minggu depan kemungkinan akan diawasi dengan ketat.
Capital Economics memperkirakan Indeks Harga Konsumen IHK) akan terus melemah.
"Kami pikir penurunan inflasi di AS konsisten dengan pandangan kami latar belakang tetap menguntungkan untuk dolar, karena akan mendapat manfaat dari suku bunga riil yang lebih tinggi sementara ekonomi global melambat,” tulis Ekonom Pasar Senior Capital Economics Jonathan Petersen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News