Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell. FOTO: Alex Wong/AFP
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell. FOTO: Alex Wong/AFP

Bos Fed: Ekonomi AS Butuh Kebijakan Moneter Ketat

Angga Bratadharma • 01 September 2022 11:02
Washington: Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan membutuhkan kebijakan moneter yang ketat untuk beberapa waktu sebelum inflasi terkendali. Kondisi itu mengartikan pertumbuhan lebih lambat, pasar kerja yang lebih lemah, dan 'sedikit rasa sakit' untuk rumah tangga dan bisnis.
 
Powell juga memperingatkan tidak ada obat cepat untuk mengatasi kenaikan harga yang cepat. "Mengurangi inflasi kemungkinan membutuhkan periode pertumbuhan di bawah tren yang berkelanjutan. Selain itu, kemungkinan besar akan ada beberapa pelunakan kondisi pasar tenaga kerja," kata Powell, dilansir dari The Business Times, Kamis, 1 September 2022.
 
Sementara suku bunga yang lebih tinggi, lanjutnya, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah akan menurunkan inflasi. "Hal itu juga akan membawa rasa sakit bagi rumah tangga dan bisnis," kata Powell.

"Ini adalah biaya yang tidak menguntungkan untuk mengurangi inflasi. Tetapi kegagalan untuk memulihkan stabilitas harga akan berarti penderitaan yang jauh lebih besar," tambahnya.
Baca: Sri Mulyani: Aliran Modal Asing 'Kabur' Capai Rp126,85 Triliun

Ketika rasa sakit itu semakin besar, kata Powell, orang seharusnya tidak mengharapkan The Fed untuk menelepon kembali dengan cepat sampai masalah inflasi diperbaiki. Sedangkan beberapa investor mengantisipasi The Fed akan gentar jika pengangguran meningkat terlalu cepat, dengan beberapa bahkan memperkirakan penurunan suku bunga tahun depan.
 
Sebaliknya, beberapa pembuat kebijakan telah mengindikasikan resesi tidak akan menghalangi mereka jika harga tidak secara meyakinkan kembali ke target dua persen Fed. Powell tidak memberikan indikasi tentang seberapa tinggi suku bunga mungkin naik sebelum Fed selesai, hanya menekankan suku bunga akan bergerak setinggi yang diperlukan.
 
"Catatan sejarah sangat memperingatkan terhadap kebijakan pelonggaran prematur. Kami harus terus melakukannya sampai pekerjaan selesai. Sejarah menunjukkan biaya tenaga kerja untuk menurunkan inflasi cenderung meningkat dengan penundaan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan