Impor tembaga dan produk tembaga yang tidak ditempa ke Tiongkok, termasuk produk anoda, halus, paduan dan tembaga setengah jadi, mencapai 463.693,8 ton pada Juli, dibandingkan dengan 424.280,3 ton tahun sebelumnya. Namun Impor tembaga Juli turun 13,8 persen dari 537.698 ton bulan sebelumnya.
| baca juga: Indonesia Harus Bijak Menyikapi Ketegangan AS-Tiongkok |
Harga tembaga, yang sering dilihat sebagai penentu arah ekonomi, anjlok sepertiga dari tertinggi Maret hingga pertengahan Juli karena langkah-langkah pengendalian covid-19 Tiongkok merusak aktivitas manufaktur dan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi ekonomi global.
Pada 15 Juli, kontrak tembaga tiga bulan di London Metal Exchange merosot di bawah USD7.000 per ton untuk pertama kalinya sejak November 2020.
"Ada pembelian dalam jumlah besar dari pengguna dan pedagang tembaga Tiongkok ketika pasar mencapai titik terendah," kata Analis Tembaga CRU Group He Tianyu dikutip dari Channel News Asia, Senin, 8 Agustus 2022.
Dia juga menambahkan Impor juga didukung oleh jendela arbitrase terbuka antara Shanghai dan London. Hal ini dilatarbelakangi oleh penurunan persediaan tembaga dalam negeri, dengan beberapa pabrik peleburan ditutup untuk pemeliharaan musim panas.
Persediaan tembaga ShFE turun menjadi 37.025 ton pada Jumat lalu, terendah sejak 21 Januari, dan turun 78 persen dari Maret.
Dalam tujuh bulan pertama 2022, Tiongkok membawa 3,41 juta ton tembaga dan tembaga yang tidak ditempa, meningkat 5,8 persen dari tahun lalu.
Tiongkok mengekspor 652.197,9 ton produk aluminium dan aluminium yang tidak ditempa, termasuk produk aluminium primer, paduan dan setengah jadi, pada Juli 2022, naik 39,1 persen dari 469.030,6 ton pada Juli tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
