Pertemuan itu merupakan serangkaian pertemuan puncak yang dirancang untuk memperkuat tanggapan Barat terhadap Moskow. "Embargo (minyak Rusia) semacam itu bisa menjadi jurang bagi masalah pasokan global," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, dilansir dari The Business Times, Minggu, 27 Maret 2022.
Meski demikian, Uni Eropa dan sekutunya telah memberlakukan serangkaian tindakan terhadap Rusia, termasuk membekukan aset bank sentralnya. Sedangkan Ukraina menentang permintaan Rusia agar pasukannya meletakkan senjata sebelum fajar pada Senin di Mariupol, dengan ratusan ribu warga sipil telah terperangkap di sebuah kota yang dikepung.
Dengan sedikit tanda-tanda meredanya konflik, fokus kembali ke apakah pasar akan mampu menggantikan barel Rusia yang terkena sanksi. "Optimisme merembes tentang kemajuan dalam pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata di Ukraina dan itu mengirim harga minyak naik," kata Analis Pasar Senior Hargreaves Lansdown Susannah Streeter.
Di sisi lain, selama akhir pekan, serangan oleh kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran menyebabkan penurunan sementara dalam produksi di usaha patungan kilang Saudi Aramco di Yanbu, menambah kekhawatiran di pasar produk minyak yang gelisah, dan Rusia adalah pemasok utama.
Arab Saudi mengatakan tidak akan bertanggung jawab atas kekurangan pasokan minyak global setelah serangan ini, sebagai tanda meningkatnya frustasi Saudi dengan penanganan Washington terhadap Yaman dan Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News