"Produsen terbesar kedua di Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Irak mengekspor 100,5 juta barel untuk pendapatan USD11,07 miliar, pendapatan tertinggi sejak 1972," kata kementerian, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 5 April 2022.
Angka-angka yang diterbitkan adalah data awal tetapi data akhir umumnya tidak bervariasi, kata seorang pejabat kementerian, yang berbicara dengan syarat anonim. Pada Februari, pendapatan minyak mencapai level tertinggi dalam delapan tahun sebesar USD8,5 miliar, dengan ekspor harian sebesar 3,3 juta barel minyak.
Ekspor minyak menyumbang lebih dari 90 persen pendapatan Irak. Harga minyak mentah melonjak karena kekhawatiran kekurangan pasokan besar setelah Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Rusia adalah pengekspor minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi.
Adapun kelompok negara produsen minyak OPEC dan sekutunya yang dipimpin Rusia menyepakati peningkatan produksi minyak moderat lainnya, mengabaikan tekanan Barat untuk secara signifikan meningkatkan produksi karena konflik Ukraina telah mengguncang harga.
Sebanyak 13 anggota OPEC yang dipimpin Arab Saudi dan 10 negara yang dipimpin Rusia -sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+- mendukung peningkatan 432 ribu barel per hari pada Mei, sedikit lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.
Sedangkan Amerika Serikat telah mendesak OPEC+ untuk meningkatkan produksi karena harga energi yang tinggi telah berkontribusi pada melonjaknya inflasi di seluruh dunia, yang telah mengancam akan sangat menggagalkan pemulihan dari pandemi covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News