Ilustrasi Morgan Stanley. Foto: AFP
Ilustrasi Morgan Stanley. Foto: AFP

PHK Massal di Dunia Kerja, Sekarang Giliran Morgan Stanley Pangkas 2.000 Karyawan

Annisa ayu artanti • 19 Maret 2025 13:26
Jakarta: Dunia kerja kembali diguncang gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Kali ini, Morgan Stanley, salah satu bank investasi terbesar di Wall Street, dikabarkan akan memberhentikan sekitar 2.000 karyawan pada akhir bulan ini. 
 
Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi efisiensi operasional di tengah ketidakpastian ekonomi global.
 
Melansir Channel News Asia, kabar tersebut berasal dari salah satu seseorang yang memang mengetahui rencana itu. 

Pemangkasan ini akan berdampak pada sekitar 2-3 persen dari total tenaga kerja Morgan Stanley. Namun, penasihat keuangan dalam perusahaan dikabarkan tidak akan terkena dampaknya. 
 
Hingga akhir 2024, Morgan Stanley tercatat memiliki lebih dari 80.000 karyawan di seluruh dunia.
 
Baca juga: Disney PHK 6% Karyawan, Ini Penyebab dan Dampaknya

PHK bukan karena kondisi pasar?

Menariknya, keputusan ini disebut tidak berkaitan langsung dengan kondisi pasar saat ini. Bank investasi tersebut lebih menekankan langkah ini sebagai upaya efisiensi operasional agar tetap kompetitif di industri keuangan yang semakin ketat.
 
Daniel Simkowitz, Co-President Morgan Stanley, dalam sebuah konferensi mengatakan bahwa saat ini aktivitas ekuitas baru, merger, dan akuisisi cenderung melambat akibat ketidakpastian kebijakan global. 

Bank-bank besar juga lakukan PHK

Langkah Morgan Stanley bukan satu-satunya. Beberapa bank besar lainnya juga telah melakukan pemangkasan karyawan dalam beberapa pekan terakhir. 
 
Goldman Sachs, misalnya, berencana memangkas 3-5 persen tenaga kerjanya, sementara Bank of America telah menghapus 150 posisi bankir junior di divisi perbankan investasinya.
 
Langkah-langkah ini diambil di tengah kekhawatiran akan kebijakan ekonomi yang berubah-ubah serta dampak dari kebijakan tarif baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 
 
Beberapa bankir sebelumnya berharap adanya pemulihan di pasar modal setelah pemilihan presiden, namun hingga kini, optimisme tersebut belum terealisasi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan