"Nasib program akan sangat bergantung pada bagaimana penyebaran varian Omicron memengaruhi perekonomian," kata Suzuki, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 3 Desember 2021.
Bank sentral diperkirakan berdebat pada pertemuan kebijakan bulan ini apakah akan memperpanjang batas waktu Maret 2022 atau tidak untuk paket langkah-langkah yang diperkenalkan tahun lalu. Paket tersebut guna mengatasi ketegangan pendanaan perusahaan langsung yang disebabkan oleh pandemi.
Suzuki mengaku ragu-ragu tentang nasib program. Dia menekankan bahwa banyak perusahaan telah melihat kondisi pendanaan membaik sebagian berkat dukungan besar-besaran pemerintah dan bank sentral untuk meredam dampak ekonomi dari pandemi.
Kondisi pendanaan, lanjutnya, telah membaik terutama untuk perusahaan besar, yang menyebabkan penyempitan selisih untuk obligasi korporasi dan surat berharga Jepang. "Program harus dihentikan di beberapa titik di masa depan, karena diperkenalkan sebagai tindakan sementara untuk menangani pukulan awal pandemi," kata Suzuki.
"Bank memiliki uang tunai yang melimpah dan dapat membantu peminjam melalui operasi reguler. Dengan demikian, menghentikan program BoJ akan menjadi pilihan," tambah Suzuki.
Pembelian obligasi
Di bawah program tersebut, BoJ telah meningkatkan pembelian obligasi korporasi dan surat berharga untuk membantu perusahaan besar mendapatkan dana. Ini juga memiliki program terpisah yang ditujukan menyalurkan dana ke perusahaan kecil melalui lembaga keuangan.Dengan pandemi yang masih merugikan ekonomi, banyak analis memperkirakan BoJ akan mempertahankan program setelah Maret. Tetapi beberapa analis mengatakan BoJ dapat menghubungi mereka kembali, mungkin dengan mengurangi pembelian obligasi korporasi dan surat berharga.
"Pembuat kebijakan BoJ telah mengadakan diskusi internal tentang penghentian program secara bertahap, yang dimaksudkan sebagai tindakan sementara, dengan syarat infeksi terus turun," kata seorang sumber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News