"Bahkan dengan pendukung perdagangan bebas di AS melobi bahwa Washington harus menggunakan pemotongan tarif sebagai alat untuk negosiasi perdagangan baru dengan Tiongkok, tarif kemungkinan akan tetap berlaku," kata sebuah laporan dari forum China Finance 40 (CF40), sebuah think tank ekonomi dan keuangan dengan anggota dari regulator, akademisi, dan lembaga keuangan, dikutip dari Channel News Asia, Minggu, 30 Mei 2021.
Laporan itu menambahkan bahwa tekanan inflasi Amerika Serikat (AS) pada paruh pertama tahun ini bisa membuat pemerintah Joe Biden mungkin akan mengurangi beban tarif melalui pengecualian tarif, yang akan menghindari perlawanan di kongres dan mengurangi tekanan politik.
Sebelumnya, Pemerintahan Biden sedang melakukan peninjauan komprehensif terhadap kebijakan perdagangan AS-Tiongkok menjelang berakhirnya kesepakatan fase pertama pada akhir 2021.
Laporan tersebut mencatat bahwa pemerintah AS masih mempertahankan tarif tambahan atas USD370 miliar ekspor Tiongkok ke Amerika Serikat.
Laporan itu juga mencatat bahwa pemerintahan Biden lebih prihatin tentang dampak dukungan Tiongkok untuk sektor teknologi dan ingin AS fokus pada dukungan teknologinya sendiri.
"Selama pemerintahan Biden, persaingan dan konfrontasi teknologi antara Tiongkok dan Amerika Serikat di dunia maya akan meningkat, dan kemungkinan sistem paralel akan meningkat," kata laporan itu.
Laporan itu juga memprediksi persaingan yang semakin ketat antara kedua negara dalam menciptakan aturan internasional seputar teknologi yang sedang berkembang.
Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengatakan bahwa Senat akan mempertimbangkan paket undang-undang pada 8 Juni yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan negara itu untuk bersaing dengan teknologi Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News