Pada pertemuan virtual, kelompok tersebut memutuskan untuk meningkatkan produksi dengan tahapan bulanan sebesar 400 ribu barel per hari hingga akhir 2022. Kesepakatan itu datang meskipun ada tekanan dari Washington, yang bulan lalu mengatakan rencana kenaikan itu tidak cukup untuk memenuhi permintaan.
Hal itu mendesak OPEC untuk meningkatkan produksi minyak lebih cepat karena negara-negara di seluruh dunia berusaha untuk keluar dari pandemi covid-19. Namun, kondisi tersebut juga dengan mencermati permintaan dan pergerakan harga agar tidak kembali mengalami tekanan.
"Sementara efek pandemi covid-19 terus menimbulkan ketidakpastian, fundamental pasar telah menguat dan saham Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) terus turun seiring percepatan pemulihan," kata OPEC+ dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Xinhua, Jumat, 3 September 2021.
Menambahkan terlalu banyak minyak ke pasar dapat menyebabkan harga turun, sementara menahan produksi berarti kehilangan pendapatan bagi anggota OPEC+. Bahkan, dalam pertemuan ke-20, para anggota sepakat masa kompensasi bagi anggota yang berkinerja buruk harus diperpanjang hingga akhir Desember tahun ini.
Negara-negara yang berkinerja buruk harus menyerahkan rencana kompensasi mereka sebelum 17 September. Adapun pertemuan OPEC+ berikutnya dijadwalkan pada 4 Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News