Mengutip Channel News Asia, Senin, 15 November 2021, Kishida membuat komentar tersebut kepada para pemimpin di kawasan Pasifik pada pertemuan puncak daring Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Dua negara yang berpartisipasi, Tiongkok dan Taiwan, bertujuan untuk bergabung dengan CPTPP.
Di sisi lain, ringkasan pendapat dari pertemuan Oktober menunjukkan pembuat kebijakan Bank of Japan (BoJ) melihat perlunya mempertahankan kebijakan yang sangat mudah. Hal itu karena inflasi hanya naik sedikit dan pertumbuhan upah tetap lemah.
Sembilan dewan anggota BoJ juga terdengar optimistis tentang penurunan yen baru-baru ini. Satu anggota mengatakan hal itu mencerminkan perbedaan dalam inflasi dan sikap kebijakan moneter antara Jepang dan negara-negara lain.
Kendala pasokan dan kenaikan biaya komoditas global telah mendorong inflasi di seluruh dunia, mendorong beberapa bank sentral untuk menaikkan suku bunga atau mempertimbangkan penarikan stimulus.
Sementara kenaikan biaya energi dan makanan mendorong harga di Jepang, inflasi tetap jauh di bawah target dua persen dari BoJ. Pasalnya, konsumsi yang lemah membuat perusahaan enggan membebankan biaya yang lebih tinggi ke rumah tangga.
"Kebijakan moneter akan dinormalisasi di Jepang ketika target harga dicapai secara stabil terlepas dari perkembangan kebijakan di negara lain. Mengingat target belum tercapai, sama sekali tidak ada alasan untuk menyesuaikan pelonggaran moneter," tutup salah satu anggota dalam ringkasan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News