Kenaikan dolar didorong meningkatnya ekspektasi pengurangan pembelian aset atau tapering off Federal Reserve AS yang akan dimulai November dan diikuti kenaikan suku bunga di akhir 2022.
Melansir Antara, Kamis, 30 September 2021, greenback alias dolar AS tak terpengaruh kebuntuan di Washington atas plafon utang AS yang mengancam pemerintahan.
Dolar sebagai mata uang cadangan terbesar di dunia, yang dilihat sebagai tempat aman pada saat pasar tertekan, menguat dalam beberapa hari terakhir karena investor fokus pada kekhawatiran perlambatan global, kenaikan harga energi, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi.
Pelaku pasar juga khawatir The Fed akan mulai menarik dukungan kebijakan padahal pertumbuhan global masih melambat.
Indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya naik selama empat hari berturut-turut, menjadi 94,435, tertinggi sejak akhir September tahun lalu. Indeks terakhir naik 0,7 persen pada 94,404.
Euro termasuk di antara mata uang yang melemah, jatuh di bawah level USD1,16, terendah sejak akhir Juli 2020. Terakhir diperdagangkan turun 0,8 persen menjadi USD1,1592 .
Yen, mata uang yang paling sensitif terhadap imbal hasil AS karena suku bunga yang lebih tinggi dapat menarik arus modal dari Jepang, menyentuh level terendah 18 bulan terhadap dolar yang bangkit kembali.
Dolar naik 112,04 yen, level terkuat sejak akhir Februari tahun lalu. Selain itu, dolar juga naik ke level tertinggi lebih dari lima bulan di 0,9355 franc dengan terakhir naik 0,7 persen pada 0,9351 franc.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id