Wall Street. Foto : AFP.
Wall Street. Foto : AFP.

Wall Street Ditopang S&P500 Cetak Rekor Baru

Arif Wicaksono • 11 Juli 2024 07:23
New York: Bursa saham paman sam atau wall street kembali menghijau pada penutupan perdagangan kemarin (Kamis WIB).
 
baca juga: Indeks S&P500 dan Nasdaq Cetak Rekor Baru

Dikutip dari Investing, Kamis, 11 Juli 2024, Indeks komposit Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,09 persen dengan berada pada level 39.721. Indeks komposit Nasdaq naik 1,18 persen dengan berada pada level 18.647. Kemudian Indeks komposit S&P500 naik 1,02 persen dengan berada pada 5.633.
 
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, S&P 500 mencapai angka 5.600. Tawaran baru untuk saham-saham raksasa mendorong benchmark ekuitas AS ke reli terpanjang sejak November.
 
Treasury tetap cukup stabil setelah penjualan obligasi 10 tahun senilai USD39 miliar. Swap memperhitungkan dua pemotongan suku bunga The Fed pada 2024. Peluang yang lebih tinggi untuk pemotongan pertama terjadi pada bulan September.

Ketika Wall Street bersiap menghadapi indeks harga konsumen, Powell mengatakan The Fed tidak memerlukan inflasi di bawah 2 persen sebelum memangkas suku bunga.
 
Dia juga menambahkan para pejabat masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Dia mencatat pasar tenaga kerja telah menurun cukup signifikan.
 
“Hal penting yang dapat diambil dari kesaksiannya adalah penilaian The Fed terhadap keseimbangan risiko yang berubah akan menghasilkan penurunan suku bunga pada bulan September,” kata Analis dari Evercore Krishna Guha dikutip dari Yahoo Finance.

CPI Inti

CPI inti, yang tidak termasuk biaya makanan dan energi dan dipandang sebagai ukuran inflasi yang lebih baik, diperkirakan akan naik 0,2 persen pada Juni untuk kedua kalinya. Hal ini akan menandai kenaikan terkecil berturut-turut sejak bulan Agustus, sebuah langkah yang lebih cocok bagi para pejabat Fed.
 
Ekonom Bloomberg Economics Anna Wong menjelaskan laporan CPI bulan Juni akan meningkatkan kepercayaan FOMC mengenai lintasan inflasi. “Hal ini akan menjadi landasan bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga pada bulan September.” tegas Anna.
 
Menurut Mark Haefele dari UBS Global Wealth Management, Volatilitas pasar mungkin meningkat dalam beberapa hari dan minggu ke depan, di tengah ketidakpastian politik AS, komentar dari ketua The Fed, dan dimulainya musim laporan laba kuartal kedua.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan