Ekonomi Jepang. Foto; AFP.
Ekonomi Jepang. Foto; AFP.

Sebagian Besar Perusahaan Jepang Sepakat Kenaikan Upah, Indonesia Kapan Nyusul ?

Arif Wicaksono • 19 Januari 2023 10:42
Tokyo:  Lebih dari separuh perusahaan Jepang berencana untuk menaikkan upah tahun ini untuk memenuhi permintaan utama dari Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida untuk membantu pekerja mengatasi lonjakan harga konsumen.
 
baca juga: Cetak Rekor! Jepang Bukukan Surplus Transaksi Berjalan USD13,65 Miliar

PM Kishida telah berulang kali mendesak perusahaan untuk melakukan upaya maksimal untuk menaikkan gaji karyawan, yang gagal mengimbangi inflasi tercepat dalam 40 tahun. Dorongan itu mendapat angin segar ketika Uniqlo Fast Retailing Co mengatakan akan menaikkan upah sebanyak 40 persen.
 
Menjelang negosiasi tenaga kerja musim semi, para manajer di 24 persen perusahaan yang disurvei mengatakan mereka merencanakan kenaikan gaji pokok bersamaan dengan kenaikan upah yang dijadwalkan secara rutin. 29 persen lainnya mengatakan mereka hanya akan melakukan kenaikan gaji reguler, sementara 38 persen ragu-ragu.
 
"Perdana Menteri Kishida telah mengatakan kenaikan upah, kenaikan gaji, tetapi keputusan untuk menaikkan gaji tidak dilakukan atas kata-kata perdana menteri atau presiden," kata  Kepala Strategi di Rakuten Securities Masayuki Kubota dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 19 Januari 2023.

"Sebaliknya karena perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang lebih baik untuk mencapai potensi pertumbuhannya." jelas dia.
 
Mayasuki mengatakan jika perusahaan tidak kompetitif, menaikkan upah berarti biaya yang lebih tinggi yang hanya akan memperburuk situasinya.
 
Sebanyak 34 persen perusahaan mengatakan mereka merencanakan kenaikan upah minimal 3 persen, melonjak dari 10 persen dalam survei Reuters pada Oktober.
 
Pada lingkungan bisnis secara keseluruhan, manajer perusahaan menjadi sedikit lebih pesimis, dengan 81 persen mengatakan kondisi akan tidak begitu baik hingga buruk dalam tiga bulan ke depan, dibandingkan dengan 77 persen dalam survei bulan Desember.
 
"Yen yang lemah seiring dengan harga bahan baku yang lebih tinggi terus menekan margin keuntungan," kata seorang manajer di sebuah perusahaan manufaktur.
 
"Meskipun perusahaan kami menaikkan harga pada musim semi dan musim gugur yang lalu, itu tidak cukup untuk menyerap biaya material, jadi kami berencana menaikkan harga lagi pada musim semi ini." jelas dia.
 
Survei Korporat Reuters, yang dilakukan untuk Reuters oleh Nikkei Research antara 23 Desember dan 13 Januari, menyisir 495 perusahaan besar non-keuangan Jepang dengan syarat anonim, memungkinkan mereka untuk berbicara lebih bebas.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan