Mengutip Antara, Sabtu, 5 Februari 2022, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret bertambah USD2,16 atau 2,4 persen menjadi USD93,27 per barel setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2014 di USD93,70 per barel.
Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat USD2,04 atau 2,3 persen, menjadi ditutup di USD92,31 per barel setelah diperdagangkan setinggi USD93,17, tertinggi sejak September 2014. Brent mengakhiri minggu ini dengan 3,6 persen lebih tinggi dan WTI membukukan kenaikan 6,3 persen dalam reli terpanjang sejak Oktober.
Lonjakan pasar dipercepat dalam dua hari terakhir karena pembeli menumpuk ke dalam kontrak minyak mentah, dipicu ekspektasi bahwa pemasok dunia akan terus kesulitan untuk memenuhi permintaan.
Harga minyak mentah, yang telah reli sekitar 20 persen sepanjang tahun ini, kemungkinan akan melampaui USD100 per barel karena permintaan global yang kuat, kata ahli strategi pasar minggu ini.
Mencerminkan pandangan bullish itu, pengelola uang menaikkan posisi beli bersih minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi dalam seminggu hingga 1 Februari sebesar 6.616 kontrak menjadi 304.013 kontrak, kata Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).
Namun, beberapa melihat risiko reli. Citi Research mengatakan pihaknya memperkirakan pasar minyak akan berubah menjadi surplus segera setelah kuartal berikutnya, mengerem reli.
"Lonjakan menuju minyak mentah USD100 tidak boleh dikesampingkan dalam jangka pendek, tetapi risiko penurunan berlimpah, termasuk kemunduran Omicron pada permintaan, kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dan koreksi pasar keuangan karena bank sentral memerangi inflasi," kata Kepala Pasar Minya Rystad Energy Bjørnar Tonhaugen.
Badai musim dingin
Badai musim dingin yang membawa kondisi es di Amerika Serikat, khususnya di Texas, juga memicu kekhawatiran pasokan karena dingin yang ekstrem dapat menyebabkan produksi ditutup sementara, mirip dengan apa yang terjadi di negara bagian itu setahun lalu.Jumlah rig minyak AS, indikator awal produksi masa depan, naik dua menjadi 497 rig minggu ini, tertinggi sejak April 2020, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
Meskipun jumlah rig minyak telah naik untuk rekor 17 bulan berturut-turut, peningkatan mingguan sebagian besar dalam satu digit dan produksi masih jauh dari rekor tertinggi sebelum pandemi, karena banyak perusahaan lebih fokus untuk mengembalikan uang kepada investor daripada meningkatkan produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News