Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Akhirnya Ekonomi AS Tumbuh 2,6%, Lepas dari Resesi?

Ade Hapsari Lestarini • 28 Oktober 2022 10:01
Washington: Ekonomi Amerika Serikat (AS) akhirnya tumbuh pada kuartal ketiga, membalikkan penurunan enam bulan sebelumnya. Laporan Produk Domestik Bruto (PDB) terbaru menunjukkan ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,6 persen, meskipun banyak tanda menunjukkan perlambatan.
 
Melansir Washington Post, Jumat, 28 Oktober 2022, ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,6 persen pada kuartal ketiga. Ini merupakan peningkatan pertama pada 2022 dan perubahan tajam setelah enam bulan kontraksi. Meskipun ada kekhawatiran negara itu berisiko mengalami resesi.
 
Laporan PDB yang dirilis Kamis oleh Biro Analisis Ekonomi mengungkapkan gambaran ekonomi yang lebih optimistis kurang dari dua minggu sebelum pemilihan paruh waktu. Bahkan ketika inflasi yang tinggi telah terbukti menjadi masalah yang terus-menerus bagi Demokrat.

"Ironisnya, kami melihat pertumbuhan terkuat tahun ini ketika segalanya benar-benar melambat. Ada beberapa retakan nyata di fondasi. Perumahan berkontraksi. Konsumen melambat. PDB tumbuh, tetapi tidak untuk semua alasan yang tepat," kata kepala ekonom di KPMG, Diane Swonk.
 
Baca juga: Defisit Anggaran AS Turun Setengah jadi USD1,4 Triliun

Pasar keuangan beragam di tengah berita, dengan rata-rata Dow Jones naik dan Nasdaq turun. Meskipun konsumen membeli lebih sedikit barang, mereka terus membelanjakan untuk perawatan kesehatan, yang membantu mengangkat angka PDB, yang merangkum barang dan jasa yang diproduksi dalam ekonomi AS.
 
Peningkatan pengeluaran pemerintah di tingkat federal, negara bagian dan lokal juga berkontribusi terhadap keuntungan. Namun, dorongan terbesar datang dari defisit perdagangan yang menyempit, karena pengecer Amerika mengimpor lebih sedikit barang dan mengekspor lebih banyak barang serta jasa, seperti perjalanan.
 
Kondisi itu adalah pembalikan yang mencolok sejak awal tahun, ketika kesenjangan antara barang masuk dan barang keluar mencapai rekor terlebar.
 
Namun, manfaat terkait perdagangan cenderung berumur pendek. Para ekonom secara luas memperkirakan pertumbuhan PDB akan melambat dalam beberapa bulan mendatang karena konsumen dan bisnis terus mundur dalam menghadapi kenaikan suku bunga dan ketidakpastian.
 
Pada tahun depan, banyak yang memperkirakan kemerosotan yang lebih berlarut-larut dan bahkan mungkin resesi.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan