Mengutip Channel News Asia, Jumat, 17 Desember 2021, data perdagangan muncul beberapa hari setelah survei tankan triwulanan Bank of Japan menunjukkan peningkatan sentimen sektor jasa, menunjukkan konsumsi yang kuat akan mendukung pemulihan, meskipun varian Omicron baru dan kenaikan biaya tetap menjadi risiko penurunan.
Ekspor naik 20,5 persen pada November dari tahun sebelumnya, data pemerintah menunjukkan, kenaikan bulan kesembilan berturut-turut. Akan tetapi sedikit meleset dari perkiraan untuk kenaikan 21,2 persen tetapi mampu naik 9,4 persen ketimbang bulan sebelumnya.
Pengiriman mobil -barang ekspor nomor satu di Jepang- naik 4,1 persen dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan pertama dalam tiga bulan, meskipun ekspor mobil ke Amerika Serikat dan Tiongkok menurun secara tahun tahun-ke-tahun.
"Lonjakan ekspor pada November menunjukkan bahwa sebagian besar kendala rantai pasokan di sektor otomotif telah mereda pada bulan lalu. Ekspor akan tetap kuat selama beberapa bulan mendatang karena ekspor kendaraan bermotor semakin pulih dan permintaan eksternal untuk barang modal terus meningkat," kata Ekonom Capital Economics Tom Learmouth.
Pertumbuhan pengiriman baja
Selain mobil, pertumbuhan pengiriman baja, peralatan semikonduktor, dan cip berkontribusi paling besar terhadap peningkatan tersebut, kata seorang pejabat pemerintah. Data menunjukkan, pengiriman ke Tiongkok, mitra dagang terbesar Jepang, meningkat 16,0 persen secara tahun-ke-tahun.Impor naik 43,8 persen secara tahun-ke-tahun di November menjadi 8,32 triliun yen (USD72,87 miliar), jumlah yen terbesar sejak data yang sebanding tersedia pada Januari 1979 dan didongkrak oleh kenaikan 144,1 persen bahan bakar seperti minyak, LNG, dan batu bara.
Pertumbuhan impor meningkat dari 26,7 persen di Oktober dan lebih besar dari perkiraan ekonom sebesar 40 persen. Itu membawa defisit perdagangan sebesar 954,8 miliar, kekurangan terbesar sejak Januari 2020 dan melebihi perkiraan median untuk defisit 675,0 miliar yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News