"Setelah merosot 3,4 persen di tahun lalu selama krisis terburuk covid-19, ekonomi dunia berada di jalur untuk tumbuh 5,7 persen di tahun ini," kata OECD, dilansir dari CNBC International, Rabu, 22 September 2021, yang memangkas perkiraannya sebesar 0,1 poin.
Sedangkan forum kebijakan yang berbasis di Paris berpandangan pertumbuhan ekonomi global akan turun menjadi 4,5 persen di tahun depan atau naik 0,1 poin dari perkiraan sebelumnya pada akhir Mei.
"Pemulihan yang cepat telah membawa produk domestik bruto global kembali ke tingkat sebelum covid, meskipun aktivitasnya masih tertinggal di banyak negara berkembang di mana tingkat vaksinasi tetap rendah," kata OECD.
Dipicu oleh pulihnya permintaan barang dan ketegangan rantai pasokan, inflasi diperkirakan mencapai puncaknya menjelang akhir tahun dengan rata-rata 4,5 persen di Kelompok 20 ekonomi utama, sebelum turun menjadi 3,5 persen pada akhir 2022.
Sebagian besar gubernur bank sentral dan pembuat kebijakan telah menyimpulkan -untuk saat ini- bahwa lonjakan yang terjadi sekarang adalah reaksi singkat terhadap pemulihan daripada awal periode berkelanjutan dari inflasi yang lebih tinggi, meskipun perdebatan masih jauh dari kata selesai.
Lebih lanjut, OECD menyarankan bank sentral untuk menjaga kebijakan moneter tetap longgar, tetapi pada saat yang sama menawarkan panduan yang jelas tentang seberapa tinggi mereka dapat mentolerir kenaikan inflasi. Selain itu, mendesak pemerintah untuk tetap fleksibel dengan dukungan keuangan mereka untuk ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News