Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Ketakutan Dampak Omicron Berkurang, Harga Minyak Dunia Naik

Antara • 09 Desember 2021 08:32
New York: Harga minyak dunia sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Minyak mempertahankan nada positif karena investor tidak lagi memperkirakan varian virus korona Omicron akan menggagalkan pertumbuhan ekonomi global, dan data menunjukkan penurunan dalam persediaan minyak mentah AS.
 
Mengutip Antara, Kamis, 9 Desember 2021, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari, terangkat 38 sen atau 0,5 persen menjadi USD75,82 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari bertambah 31 sen atau 0,4 persen, menjadi USD72,36 per barel.
 
Patokan global Brent telah bangkit sekitar 10 persen sejak 1 Desember dengan ekspektasi bahwa Omicron hanya akan berdampak terbatas pada permintaan minyak, setelah jatuh 16 persen sejak 25 November. Studi awal menunjukkan dua suntikan Pfizer-BioNTech mungkin hanya melindungi sebagian dari Omicron, tetapi dosis ketiga dapat meningkatkan perlindungan itu.

"Beberapa kekhawatiran permintaan minyak terkait Omicron mungkin terlalu pesimistis, dan karenanya dengan beberapa berita positif terkait dengan Omicron yang dirilis dalam beberapa hari terakhir, harga minyak pulih," kata Analis Komoditas UBS Giovanni Staunovo.
 
Pasar memiliki reaksi yang diredam terhadap angka persediaan mingguan AS. Stok minyak mentah turun 240 ribu barel dan stok bensin dan sulingan meningkat karena penyulingan meningkatkan produksi.
 
Namun, pada saat yang sama, produk AS yang dipasok oleh kilang, yang mewakili permintaan, mencapai 20,9 juta barel per hari selama empat minggu terakhir -melebihi tingkat penggunaan konsumen sebelum pandemi.
 
Pasar memperkirakan bahwa pasokan akan melebihi permintaan pada awal 2022, karena meningkatnya produksi AS dan penambahan pasokan yang berkelanjutan dari Timur Tengah.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak

Pada akhirnya, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, memilih mempertahankan jadwalnya untuk meningkatkan pasokan sebesar 400 ribu barel per hari setiap bulan -meskipun ada kekhawatiran bahwa varian baru akan melemahkan permintaan.
 
Gedung Putih dan Teheran telah memulai kembali pembicaraan mengenai program nuklir Iran, tetapi kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang membatasi pengembangan nuklir Iran masih jauh, dan para pejabat Barat telah menyuarakan kekecewaan atas tuntutan Iran yang meluas.
 
"Semua titik panas ini memberitahu pasar bahwa kami telah menambahkan risiko dan ketika kami melakukannya, harga-harga bergerak naik," pungkas Ekonom Matador Economics Tim Snyder, di Dallas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan