"Saya ingin semuanya menjadi jelas. Saya akan menaikkan sejumlah pajak," ungkap Biden dalam sebuah acara di Pantai Virginia, dikutip Forbes, Jumat, 3 Maret 2023.
Biden kemudian kembali menekankan rencana kenaikan pajak tersebut hanya berlaku bagi orang AS terkaya. "Negeri kita punya banyak miliarder, tapi ogah membayar (tambahan pajak) tiga persen," ketusnya.
Adapun orang AS dengan kekayaan antara USD50 juta (setara Rp764 miliar) hingga USD1 miliar (Rp15,28 triliun) akan mendapat tambahan pajak sebesar dua persen, sedangkan orang dengan kekayaan lebih dari USD1 miliar mendapat tambahan pajak sebanyak tiga persen.
Biden sebelumnya juga sempat menyinggung untuk menaikkan pajak para miliarder dalam pidato kenegaraannya. Meskipun pada saat itu, ia tidak mengungkapkan secara gamblang rencana kenaikan pajak tersebut.
'Digoreng' lawan politik
Sejumlah media sosial lawan politiknya pun langsung memutarbalikkan pernyataan Biden tersebut. Kepala Negara, jelas media sosial tersebut, ingin menaikkan pajak secara menyeluruh.
RNC Research, akun Twitter yang berafiliasi dengan Komite Nasional Partai Republik, membagikan video klip berdurasi empat detik yang memotong pernyataan Biden tentang rencananya untuk mengenakan pajak.
Padahal dalam pernyataan Biden secara keseluruhan, rencana kenaikan pajak tersebut hanya ditujukan kepada para miliarder.
Partai Demokrat, partai Biden, terus menyuarakan tarif pajak baru bagi miliarder selama bertahun-tahun. Tetapi upaya itu terus ditentang Partai Republik, sehingga rencana itu gagal berbuah persetujuan untuk membuat undang-undang.
Diketahui saat ini parlemen Amerika Serikat dikendalikan penuh oleh Partai Republik, dan minat apa pun terhadap tarif baru pajak.
Tahun lalu, Gedung Putih juga gagal yang menyerukan tarif pajak minimum sebesar 20 persen bagi masyarakat berpenghasilan lebih dari USD100 juta (Rp1,52 triliun) setahun atau USD8,33 juta (Rp127,28 miliar) sebulan.
Baca juga: Belum Selesai! Ibu Negara AS Beri Sinyal Joe Biden Maju di Pemilu AS 2024 |
Berapa pajak Elon Musk?
Dalam laporan ProPublica 2021, mengutip catatan Internal Revenue Service (IRS) yang bocor, ditemukan fakta mengejutkan bahwa beberapa orang AS terkaya, termasuk Elon Musk, Jeff Bezos, dan Michael Bloomberg, membayar USD0 dalam pajak penghasilan federal dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan, mantan Presiden AS Donald Trump juga tidak membayar pajak penghasilan federal pada 2020, berdasarkan catatan IRS yang dirilis House Ways and Means Committee.
Di sisi lain, Biden pun bersumpah, selama kepemimpinannya dia tidak akan mendukung rencana kenaikan pajak bagi masyarakat yang memiliki penghasilan kurang dari USD400 ribu (Rp6,1 miliar) setahun atau sekitar USD33 ribu (Rp504 juta) sebulan.
Diketahui, kelas menengah atas di Amerika Serikat biasanya terdiri dari orang-orang yang memiliki aset besar dan memiliki penghasilan lebih dari USD100 ribu (Rp1,52 miliar) per tahun atau USD8.330 (Rp127,28 juta) per bulan.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News