Mengutip Antara, Rabu, 3 Agustus 2022, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman pada September bertambah 53 sen atau 0,6 persen menjadi USD94,42 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman pada Oktober naik 51 sen atau 0,5 persen menjadi USD100,54 per barel di London ICE Futures Exchange. Selain itu, juga sedikit menopang harga minyak adalah ekspektasi para analis bahwa persediaan minyak mentah AS turun sekitar 600 ribu barel pekan lalu.
American Petroleum Institute (API) —kelompok industri— akan mengeluarkan laporan persediaan minyak AS pada pukul 20.30 GMT dan Badan Informasi Energi AS (EIA) akan melaporkan persediaan minyak pada Rabu pukul 14.30 GMT.
Baca: Erick Thohir Tak Segan 'Sikat' Karyawan BUMN Koruptif |
Para pedagang melihat ke Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok itu diperkirakan akan bertemu pada hari Rabu untuk membahas strategi produksi pada masa depan.
"Pedagang energi makin yakin bahwa OPEC+ akan menolak seruan untuk meningkatkan produksi mereka," kata Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya.
Di samping itu, juga mempersuram pasar adalah kekhawatiran kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan akan meningkatkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Negara ini menempatkan militernya dalam siaga tinggi dan mengatakan akan meluncurkan operasi militer yang ditargetkan sebagai tanggapan atas kunjungan tersebut.
Pada Senin, harga minyak turun tajam dengan patokan minyak mentah AS dan Brent masing-masing terpuruk 4,8 persen dan 3,8 persen karena investor makin khawatir bahwa perlambatan pertumbuhan global akan merugikan permintaan energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News