baca juga: Catat Tanggalnya! Malaysia Adakan Pemilu Pada 19 November |
Produk Domestik Bruto (PDB) pada Juli-September naik 14,2 persen dari tahun sebelumnya atau lebih cepat dari perkiraan pertumbuhan 11,7 persen dalam jajak pendapat Reuters. Serta naik dari kenaikan tahunan 8,9 persen pada kuartal sebelumnya. Itu juga merupakan laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal kedua 2021, ketika ekonomi tumbuh 16,1 persen.
Bank Negara Malaysia (BNM) mengatakan lonjakan didorong oleh berlanjutnya ekspansi permintaan domestik, pemulihan yang kuat di pasar tenaga kerja, ekspor yang kuat, dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan.
"Karena hasil pertumbuhan yang sehat, pertumbuhan tahun ini akan melebihi tujuh persen yang diproyeksikan sebelumnya," ujar Gubernur BNM Nor Shamsiah Yunus saat konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 11 November 2022.
Ekonomi Malaysia telah pulih dengan kuat dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi, meskipun risiko perlambatan global mengaburkan prospek dalam jangka panjang.
Pemerintah sudah merevisi perkiraan pertumbuhannya untuk 2022 menjadi 6,5 hingga 7,0 persen dari 5,3 hingga 6,3 persen, tetapi pertumbuhan ekonomi bisa melambat menjadi 4-5 persen pada 2023.
Inflasi utama kemungkinan memuncak pada 4,5 persen pada kuartal ketiga dan diperkirakan akan moderat setelahnya, tetapi akan tetap tinggi.
Inflasi di Malaysia sebagian besar telah dikendalikan oleh rekor subsidi pemerintah dan langkah-langkah pengendalian harga tahun ini, tetapi risiko kenaikan tetap ada, dengan bank sentral memberikan kenaikan suku bunga 25 basis poin keempat berturut-turut minggu lalu. Sejak Mei, BNM telah menaikkan suku dengan total 100 basis poin dari terendah bersejarah 1,75 persen, dalam upaya untuk meredam inflasi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News