Kilang Minyak. Foto : AFP.
Kilang Minyak. Foto : AFP.

Harga Minyak Naik karena Rilis Cadangan Global Mengecewakan

Antara • 02 Maret 2022 06:51
New York: Harga minyak melonjak lebih dari tujuh persen ke level tertinggi sejak 2014 pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Hal ini karena kesepakatan global untuk melepaskan cadangan minyak mentah gagal menenangkan kekhawatiran tentang gangguan pasokan dari invasi Rusia ke Ukraina.
 
Anggota Badan Energi Internasional (IEA), yang meliputi Amerika Serikat dan Jepang, setuju untuk melepaskan 60 juta barel minyak mentah dari cadangan mereka. Hal ini dilakukan untuk mencoba meredam kenaikan tajam harga yang mendorong harga acuan utama melewati USD100 per barel.
 
Namun, berita tentang rilis itu, setara dengan konsumsi minyak dunia selama kurang dari satu hari, hanya menggarisbawahi ketakutan pasar bahwa pasokan tidak akan cukup untuk menutupi gangguan energi yang meningkat.

Minyak mentah berjangka brent untuk pengiriman Mei melonjak USD7 atau 7,1 persen menjadi USD104,97 per barel, penutupan tertinggi sejak Agustus 2014. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April terangkat USD7,69 atau delapan persen menjadi USD103,41 per barel. Itu adalah penutupan tertinggi sejak Juli 2014 dan persentase kenaikan harian terbesar sejak November 2020.
 
Dalam perdagangan intraday, brent mencapai level tertinggi sejak Juli 2014 dan WTI tertinggi sejak Juni 2014. Selain minyak mentah, minyak pemanas AS dan bensin berjangka juga mencapai tertinggi sejak 2014.
 
Langkah militer Rusia di Kyiv, ibu kota Ukraina, terhenti ketika pasukannya berjuang dengan tantangan logistik dasar, termasuk kekurangan makanan dan bahan bakar, dengan beberapa unit tampaknya dicengkeram oleh semangat rendah, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan pada Selasa, 1 Maret 2022.
 
"Minyak memanjat tembok perang Ukraina karena khawatir," kata mitra di Again Capital di New York John Kilduff yang mengatakan para pedagang kecewa dengan besarnya pelepasan cadangan strategis, dikutip dari Antara, Rabu, 2 Maret 2022.
 
Sanksi yang dipimpin AS terhadap Rusia sebagian besar tidak secara khusus menargetkan sektor energi, tetapi para pedagang menghindari perdagangan barel Rusia, yang mengarah ke diskon besar untuk minyak itu dan memperketat pasokan untuk jenis minyak mentah lainnya.
 
Perusahaan pelayaran terbesar di dunia, AP Moeller-Maersk A/S, menghentikan pergerakan peti kemas ke dan dari Rusia, sementara Inggris telah melarang semua kapal dengan koneksi Rusia memasuki pelabuhannya.
 
Perusahaan minyak dan gas besar, termasuk BP dan Shell PLC, telah mengumumkan rencana untuk keluar dari operasi dan usaha patungan Rusia, sementara TotalEnergies SA mengatakan tidak akan menginvestasikan modal lebih lanjut dalam operasinya di Rusia.

OPEC belum naikkan produksi

Pemasok minyak global terbesar, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, belum mengisyaratkan keinginan untuk meningkatkan produksi melebihi perkiraan kenaikan 400 ribu barel per hari (bph) pada April. Meskipun ada permohonan dari Amerika Serikat dan lain-lain. Kelompok ini akan bertemu pada Rabu untuk pertemuan bulanan.
 
"Janji dari OPEC+ untuk meningkatkan pasokan sejauh ini merupakan janji tertulis," kata  analis pasar minyak senior di Rystad Energy Louise Dickson.
 
Dia mencatat, anggota kesepakatan OPEC+ yang berpartisipasi sebenarnya memproduksi sekitar 800 ribu barel per hari di bawah level target yang dinyatakan, menambah kekurangan dalam pasokan global.
 
Menambah kekhawatiran pasokan minyak global, parlemen Libya menyetujui pemerintahan baru meskipun pemerintahan yang masih berkuasa menolak pemungutan suara dan bersumpah untuk tidak menyerahkan kekuasaan, mendorong proses perdamaian yang rapuh ke ambang kehancuran.
 
Menurut data energi AS, Libya, anggota OPEC, memproduksi sekitar 1,2 juta barel per hari minyak mentah pada 2021.
 
Sementara itu, pasar minyak mengabaikan prospek bearish dari peningkatan stok minyak mentah AS. Analis memperkirakan data AS terbaru akan menunjukkan peningkatan 2,7 juta barel dalam stok minyak mentah dalam seminggu hingga 25 Februari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan