Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. FOTO: AFP/JESSICA TAYLOR
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. FOTO: AFP/JESSICA TAYLOR

Inggris-Uni Eropa Capai Kesepakatan Dagang, PM Johnson: Ini yang Terbesar

Angga Bratadharma • 26 Desember 2020 11:30
London: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memuji tindakan yang dia sebut sebagai 'kesepakatan perdagangan terbesar' dengan Uni Eropa terkait Brexit. Johnson mengatakan Inggris telah mengambil kembali kendali atas hukum, perbatasan, dan perairan penangkapan ikannya.
 
"Jadi saya sangat senang memberi tahu Anda bahwa kami telah menyelesaikan kesepakatan perdagangan terbesar, senilai 660 miliar poundsterling setahun, kesepakatan perdagangan bebas gaya Kanada yang komprehensif antara Inggris dan Uni Eropa," kata Johnson, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 26 Desember 2020.
 
Mantan perdana menteri Inggris David Cameron dan Theresa May, yang sama-sama mengundurkan diri karena Brexit dalam beberapa tahun terakhir, menyebut berita tentang kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa 'sangat disambut baik'.

"Kesepakatan perdagangan sangat disambut baik (antara Inggris dengan Uni Eropa). Bagus untuk mengakhiri tahun yang sulit dengan beberapa berita positif," kata Cameron dalam cuitannya di Twitter.
 
Sementara itu, Theresa May mengatakan berita kesepakatan dagang antara Inggris dengan Uni Eropa terkait Brexit patut disambut baik. "Berita yang sangat disambut baik bahwa Inggris dan UE telah mencapai kesepakatan tentang persyaratan kesepakatan -yang memberikan kepercayaan pada bisnis dan membantu menjaga arus perdagangan," kata May.
 
Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer mengatakan Partai Buruh oposisi Inggris akan mendukung kesepakatan perdagangan. "Ketika kesepakatan ini diajukan ke parlemen, Partai Buruh akan menerimanya dan memilihnya. Pada saat penting nasional seperti itu, tidak kredibel bagi Partai Buruh untuk berada di garis pinggir," kata Starmer.
 
Starmer berpandangan pemutusan hubungan kerja dengan Uni Eropa pada 31 Desember akan memperburuk kerusakan ekonomi akibat meninggalkan blok.
 
"Kesepakatan itu tipis. Ini tidak memberikan perlindungan yang memadai untuk manufaktur Inggris, layanan keuangan kami, dan industri kreatif atau hak tempat kerja," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan