"Sementara pihak berwenang harus terus mendukung rumah tangga yang paling terpukul oleh krisis covid-19, mereka juga harus terus mengurangi langkah-langkah bantuan pandemi ketika ekonomi pulih," kata IMF, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 31 Januari 2022.
"Ke depan, mengingat ketidakpastian besar seputar pandemi maka kebijakan fiskal harus gesit dan fleksibel, menyesuaikan skala dan komposisi dukungan dalam menanggapi perkembangan epidemiologis dan ekonomi,” kata IMF, setelah pemantauan rutin ekonomi, yang dikenal sebagai proses Pasal 4-nya.
IMF mengatakan pemulihan ekonomi Jepang kemungkinan menguat tahun ini, meskipun keseimbangan risiko miring ke bawah. Setelah pemulihan dilakukan dengan kuat, tambahnya, Jepang harus melanjutkan upaya untuk mengendalikan utangnya yang besar seperti dengan memotong biaya medis yang membengkak bagi populasi yang menua dengan cepat.
"Menaikkan tarif pajak konsumsi dari 10 persen saat ini, serta menaikkan pajak properti dan pendapatan modal, juga bisa menjadi salah satu opsi. Di masa lalu ada banyak fokus pada pajak konsumsi," kata Wakil Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Odd Per Brekk.
"Yang dibutuhkan adalah paket yang lebih luas dari pengeluaran pemerintah dan langkah-langkah pendapatan yang dapat mencakup kenaikan pajak konsumsi," tambahnya.
Pada kebijakan moneter, IMF mendesak Bank of Japan untuk mempertahankan program stimulus besar-besaran dan siap untuk menurunkan suku bunga jika momentum inflasi tetap lemah. Dalam Outlook Ekonomi Dunia yang diperbarui, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jepang akan meningkat menjadi 3,3 persen di tahun ini.
"Dari peningkatan 1,6 persen tahun lalu berkat dorongan dari langkah-langkah stimulus pemerintah dan berkurangnya kendala pasokan global," pungkas IMF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News