New York: Harga minyak dunia merekah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah sebelumnya bergejolak imbas larangan terhadap impor minyak Rusia.
Mengutip Antara, Sabtu, 19 Maret 2022, harga minyak mentah berjangka brent untuk pengiriman Mei terangkat USD1,29 atau 1,2 persen menjadi USD107,93 per barel.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April bertambah USD1,72 atau 1,7 persen menjadi USD104,70 per barel, menambah lonjakan 8,0 persen sesi sebelumnya.
Kedua kontrak acuan tersebut mengakhiri pekan dengan turun sekitar 4,0 persen, setelah diperdagangkan dalam kisaran USD16. Harga tersebut mencapai level tertinggi 14 tahun hampir dua minggu lalu, mendorong aksi ambil untung sejak saat itu.
Sebelumnya, Rusia mengatakan kesepakatan belum tercapai setelah hari keempat pembicaraan dengan Ukraina. Namun, beberapa tanda kemajuan telah muncul awal minggu ini.
"Ekspektasi sebelumnya untuk gencatan senjata atau kesepakatan Ukraina-Rusia telah memudar ketika serangan militer Rusia di kota-kota utama berlanjut menyusul sanksi keuangan tambahan terhadap Rusia," kata Presiden Ritterbuch and Associates LLC, Jim Ritterbusch, di Galena, Illinois.
Sementara itu, pasokan dari kelompok produsen OPEC+ pada Februari melampaui target bahkan lebih dari bulan sebelumnya. Badan Energi Internasional mengatakan pasar minyak bisa kehilangan tiga juta barel per hari dari minyak Rusia mulai April.
Produsen minyak AS juga tersandung sejak konflik Rusia-Ukraina dimulai. Perusahaan energi AS minggu ini mengurangi jumlah rig minyak yang aktif di negara itu sebanyak tiga rig menjadi 524 rig minggu ini.
Mengutip Antara, Sabtu, 19 Maret 2022, harga minyak mentah berjangka brent untuk pengiriman Mei terangkat USD1,29 atau 1,2 persen menjadi USD107,93 per barel.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April bertambah USD1,72 atau 1,7 persen menjadi USD104,70 per barel, menambah lonjakan 8,0 persen sesi sebelumnya.
Kedua kontrak acuan tersebut mengakhiri pekan dengan turun sekitar 4,0 persen, setelah diperdagangkan dalam kisaran USD16. Harga tersebut mencapai level tertinggi 14 tahun hampir dua minggu lalu, mendorong aksi ambil untung sejak saat itu.
Sebelumnya, Rusia mengatakan kesepakatan belum tercapai setelah hari keempat pembicaraan dengan Ukraina. Namun, beberapa tanda kemajuan telah muncul awal minggu ini.
"Ekspektasi sebelumnya untuk gencatan senjata atau kesepakatan Ukraina-Rusia telah memudar ketika serangan militer Rusia di kota-kota utama berlanjut menyusul sanksi keuangan tambahan terhadap Rusia," kata Presiden Ritterbuch and Associates LLC, Jim Ritterbusch, di Galena, Illinois.
Sementara itu, pasokan dari kelompok produsen OPEC+ pada Februari melampaui target bahkan lebih dari bulan sebelumnya. Badan Energi Internasional mengatakan pasar minyak bisa kehilangan tiga juta barel per hari dari minyak Rusia mulai April.
Produsen minyak AS juga tersandung sejak konflik Rusia-Ukraina dimulai. Perusahaan energi AS minggu ini mengurangi jumlah rig minyak yang aktif di negara itu sebanyak tiga rig menjadi 524 rig minggu ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News