Ilustrasi Emas. Foto: unplash
Ilustrasi Emas. Foto: unplash

Harga Emas di Bawah Tekanan Jelang Rilis Data NFP AS

Annisa ayu artanti • 06 Desember 2024 14:45
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan dalam kisaran USD2.650 kemarin, menandakan keraguan di kalangan investor menjelang rilis data ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) bulan November.
 
Ketidakpastian ini terjadi ditengah ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan kebijakan moneternya mendatang pada 18 Desember.
 
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengidentifikasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini menunjukkan tren bearish kembali mendominasi pergerakan XAU/USD.

Nugraha memproyeksikan bahwa harga emas hari ini memiliki potensi turun hingga USd2.606 sebagai target pertama. Namun, jika harga berhasil rebound, kenaikan diperkirakan akan mencapai level USD2.626 sebagai target terdekatnya.
 
"Faktor utama yang menekan harga emas adalah penguatan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang naik ke 4,21 persen. Selain itu, Indeks Dolar AS (DXY), meski sedikit melemah ke 106,20, tetap memberikan tekanan pada logam mulia ini," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 6 Desember 2024.
 
Baca juga: Daftar Lengkap Harga Emas Antam, UBS, dan Pegadaian Hari Ini

Harga emas ke level terendah

Harga emas juga mencatatkan penurunan ke level terendah dua minggu di USD2.614 pada hari Jumat, 6 Desember 2024.
 
Data NFP yang akan dirilis hari ini, sangat dinantikan oleh para pelaku pasar karena dapat menjadi penentu langkah kebijakan The Fed. Saat ini, pasar memprediksi kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,25-4,50 persen.
 
Ekspektasi ini muncul di tengah data pasar tenaga kerja yang menunjukkan kenaikan klaim awal tunjangan pengangguran menjadi 224 ribu pada pekan terakhir November, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 215 ribu.
 
Para ekonom memperkirakan AS akan menambah sekitar 200 ribu pekerjaan baru pada November, jauh lebih tinggi dibandingkan hanya 12 ribu pekerjaan pada Oktober yang terdampak badai. Tingkat pengangguran juga diprediksi meningkat dari 4,1 persen menjadi 4,2 persen.
 
Meski demikian, dia juga melanjutkan, penurunan harga emas saat ini masih memiliki dukungan dari ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Secara historis, emas sering kali menjadi aset yang menarik ditengah situasi geopolitik yang memanas.
 
"Ketegangan ini diperkirakan akan terus menopang daya tarik logam mulia dalam jangka pendek hingga menengah," ucap dia.
 
Nugraha pun mengingatkan volatilitas pasar emas akan meningkat tajam setelah rilis data NFP.  Selain itu, data Pendapatan Per Jam Rata-Rata AS juga akan diawasi untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan upah, yang dapat memengaruhi inflasi dan prospek kebijakan moneter The Fed.
 
"Dengan situasi pasar yang dinamis ini, investor/trader emas diimbau untuk tetap waspada terhadap perkembangan data ekonomi AS dan mempertimbangkan manajemen risiko yang baik," ujar dia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan