UNCTAD. Foto: Istimewa.
UNCTAD. Foto: Istimewa.

Ketidakpastian Tarif Hambat Investasi di Usaha Kecil dan Negara Berkembang

Arif Wicaksono • 14 Oktober 2025 14:21
Jenewa: Usaha kecil dan menengah serta negara-negara berkembang kemungkinan akan menghadapi risiko penurunan investasi yang signifikan akibat ketidakpastian tarif yang berkelanjutan.
 

"Kami khawatir akan ada lebih banyak angka yang tertinggal dalam hal investasi," kata Sekretaris Jenderal UN Trade and Development (UNCTAD), Rebeca Grynspan dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 14 Oktober 2025. 
 
Usaha kecil dan menengah akan terpengaruh di mana-mana, tetapi juga negara-negara kecil yang sangat bergantung pada perdagangan dan investasi untuk benar-benar mencari pertumbuhan.
 
Meskipun AI telah mendorong perdagangan dan investasi tahun ini, katanya, AI tetap terkonsentrasi dan mengecualikan negara-negara kecil dengan ekonomi berkembang.

Laporan UNCTAD pada bulan Juli menemukan bahwa investasi langsung asing global turun untuk tahun kedua berturut-turut pada tahun 2024, dengan kekhawatiran tahun ini bisa lebih buruk karena ketegangan perdagangan mengguncang kepercayaan investor.
 
Sejak menjabat pada Januari, keputusan tarif Presiden AS Donald Trump telah mengguncang pasar keuangan dan mengirimkan gelombang ketidakpastian ke seluruh perekonomian global.
Grynspan mengatakan perkiraan untuk 2026 bergantung pada apakah ketegangan perdagangan saat ini meningkat menjadi perang dagang skala penuh, atau jika tarif yang lebih tinggi tetap ada di tengah negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.
 
Ada ketidakpastian, tetapi akan ada lebih banyak keterprediksian. "Pasar akan beradaptasi dengan situasi baru," katanya.

Dampak ke negara miskin 

Grynspan mengatakan negara-negara kurang berkembang di Afrika dan negara-negara kepulauan kecil "lebih buruk" dan memiliki ketahanan yang lebih rendah di tengah ketidakpastian perdagangan, karena mereka menghadapi tarif yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju.
 
Meskipun Uni Eropa telah mencapai kesepakatan menetapkan bea masuk sebesar 15 persen untuk sebagian besar barang yang diekspor ke Amerika Serikat, bea masuk tersebut seringkali jauh lebih tinggi untuk negara-negara yang disebut sebagai negara kurang berkembang. Laos, misalnya, menghadapi tarif sebesar 40 persen.
 
Grynspan mendesak AS untuk membebaskan negara-negara rentan dari tarif yang lebih tinggi. Pada bulan Juli, Lesotho, negara kecil di Afrika, menerima tarif yang dimodifikasi sebesar 15 persen setelah ancaman Trump sebelumnya untuk mengenakan tarif 50 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan