Chicago: Harga emas turun di perdagangan Asia pada Jumat waktu setempat, mundur lebih jauh dari rekor yang dicapai minggu ini karena kenaikan tajam dalam dolar Amerika Serikat (AS), menyusul pemotongan suku bunga yang mengejutkan oleh Swiss National Bank. Kondisi tersebut menekan pasar logam.
Mengutip Investing.com, Sabtu, 23 Maret 2024, logam kuning sempat melonjak ke rekor tertinggi di atas USD2.200 per ons setelah Federal Reserve mempertahankan prospeknya untuk setidaknya tiga kali pemangkasan suku bunga pada 2024.
Tetapi logam mulia hanya menghabiskan sedikit waktu di level tertinggi ini, karena dolar rebound tajam imbas sinyal dovish dari bank sentral utama lainnya.
Adapun, emas spot turun 0,4 persen ke USD2.173,62 per ons. Sedangkan emas berjangka yang akan berakhir April 2024 turun hampir 0,5 persen menjadi USD2.174,90 per ons.
Mengutip Investing.com, Sabtu, 23 Maret 2024, logam kuning sempat melonjak ke rekor tertinggi di atas USD2.200 per ons setelah Federal Reserve mempertahankan prospeknya untuk setidaknya tiga kali pemangkasan suku bunga pada 2024.
Tetapi logam mulia hanya menghabiskan sedikit waktu di level tertinggi ini, karena dolar rebound tajam imbas sinyal dovish dari bank sentral utama lainnya.
Adapun, emas spot turun 0,4 persen ke USD2.173,62 per ons. Sedangkan emas berjangka yang akan berakhir April 2024 turun hampir 0,5 persen menjadi USD2.174,90 per ons.
Baca juga: Dolar AS Kian Perkasa di Tengah Prospek Suku Bunga Global |
Kekuatan dolar AS menekan harga emas
Tekanan terhadap emas utamanya berasal dari peningkatan tajam dalam dolar AS, dengan indeks dolar mencapai level tertinggi tiga minggu di atas level 104.
Greenback melonjak secara mengejutkan pemangkasan suku bunga dari SNB, ditambah dengan sinyal dovish dari Bank of England, membuat greenback menjadi satu-satunya mata uang utama yang berimbal hasil tinggi dan berisiko rendah.
Tanda-tanda ketahanan dalam ekonomi AS, menyusul prospek optimis dari Fed dan data purchasing managers index yang kuat, juga membuat traders sangat tertarik pada dolar.
Hal ini menekan pasar logam mulia, mengingat berinvestasi di logam mulia seperti emas tidak memberikan imbal hasil secara langsung.
Penguatan dolar juga diperkirakan akan membatasi peningkatan besar pada emas, setidaknya hingga Fed mulai memangkas suku bunga tahun ini. Bank sentral masih dipatok untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin di Juni, menurut CME Fedwatch tool.
Pemotongan suku bunga akhirnya diperkirakan akan menguntungkan harga emas di tahun ini, dengan target harga akhir tahun sebesar USD2.300 per ons untuk logam mulia ini.
Logam mulia lainnya juga melemah di perdagangan Asia, melepaskan sebagian besar keuntungan yang diperoleh setelah Fed. Platinum melemah 0,7 persen ke USD905,10 per ons, sementara perak turun satu persen ke USD24,758 per ons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News